Berita Wonosobo
Berikut Upaya yang Dilakukan Pemkab Wonosobo untuk Mengatasi Stunting
Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa prevelensi stunting harus di angka 14 persen pada tahun 2024.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa prevelensi stunting harus di angka 14 persen pada tahun 2024. Masalah stunting di Kabupaten Wonosobo tentunya masih menjadi perhatian khusus.
Pasalnya prevelensi angka stunting di Kabupaten Wonosobo masih cukup tinggi. Kabupaten Wonosobo masuk dalam urutan lima kabupaten yang prevalensinya besar di Provinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 2021 angka prevelensi stunting di Kabupaten Wonosobo mencapai 20,22 persen. Namun berdasarkan data penimbangan serentak di bulan Agustus lalu, stunting di Wonosobo berangsur sudah mulai mengalami penurunan yang cukup besar yakni saat ini diangka 14,7 persen atau turun sebesar 5,5 persen.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Wonosobo. Salah satunya mengadakan pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan yang diikuti 200 warga Wonosobo pada Sabtu (15/10/2022), di Gedung SKB Sidojoyo Wonosobo.
Kegiatan ini merupakan kerjasama Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal ini melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP).
Peserta berasal dari perwakilan ibu-ibu PKK se Kabupaten wonosobo, dan Departemen Wanita DPC PDIP Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, dari Jumat kemarin, dan ditutup hari ini.
Kegiatan ini sebagai upaya memaksimalkan potensi sektor perikanan khususnya mengoptimalkan pengolahan perikanan untuk dijadikan sebagai sumber pangan yang sehat dan bergizi.
Menurut Dyah Afif Nurhidayat, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Wonosobo, mendukung kegiatan ini, mengingat di Wonosobo memiliki sumber air yang melimpah yang dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan.
"Mudah-mudahan kegiatan ini membuka pemahaman akan potensi yang kita miliki. Di 15 kecamatan potensi ikan luar biasa. Tapi sayangnya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," tuturnya.
Kabupaten Wonosobo berada di dataran tinggi berkisar 275 - 2.250 mdpl menjadikan masyarakat lebih banyak mengenal jenis ikan tawar, baik budidaya maupun berasal dari sungai. Meski banyak masyarakat yang membudidayakan ikan, namun minat masyarakat akan konsumsi ikan terbilang masih rendah.
Angka konsumsi ikan di Kabupaten Wonosobo masih cukup rendah, baru sekitar 24 kilogram per kapita per tahun, provinsi sudah mencapai 26 kilogram, dan nasional sudah mencapai 35 kilogram.
Artinya di Kabupaten Wonosobo masih dibawah rata-rata Jawa Tengah dan Nasional. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketersediaan ikan, karena wilayah yang jauh dari laut, dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya.
"Ikan luar biasa gizinya, untuk kebutuhan kita, utamanya anak-anak kita, terlebih di 1.000 hari pertama kehidupan agar tidak stunting. Stunting di Wonosobo tinggi, mungkin mengonsumsi ikan masih kurang," imbuhnya.
Wonosobo masih terus memiliki PR untuk menyelesaikan masalah stunting di wilayahnya. Menjadi wilayah terbanyak angka stunting di Jawa Tengah harus segera diselesaikan.
Turut hadir Vita Ervina, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI (Purworejo, Magelang Raya, Temanggung dan Wonosobo), sekaligus menutup kegiatan pelatihan ini.
Untuk meningkatkan angka konsumsi ikan di Kabupaten Wonosobo dilakukan melalui program-program aspirasi untuk budidaya, seperti pemberian benih dan indukan ikan, bioflok.
Hal ini untuk mendorong peningkatan produktivitas ikan, program gemar makan ikan untuk peningkatan konsumsi ikan di masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dipilihnya 3 jenis olahan ini karena pembuatannya tergolong mudah, dan juga makanan yang digemari oleh masyarakat, dimana bahan yang digunakan juga mudah didapatkan, serta untung yang berlipat," ujarnya.
Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat akan bertambah pengetahuan pentingnya mengkonsumsi ikan, serta meningkatnya keterampilan mengolah ikan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
"Besar harapan setelah berlangsungnya acara pelatihan pengolahan perikanan ini dapat mendorong ibu-ibu untuk terus berinovasi dalam pengolahan hasil perikanan," tuturnya.
Vita mengharapkan setelah dilakukannya pelatihan ini, peserta pelatihan akan menyalurkan ilmu yang didapatkan kepada masyarakat di lingkungannya.
"Nanti pulang ke rumah, dipraktekkan baik disajikan dalam menu keluarga sehari-hari, maupun mengoptimalkan olahan hasil perikanan untuk menambah nilai ekonomis," tambahnya.
Tidak hanya itu upaya menurunkan angka stunting juga dilakukan dengan diadakan program Gor Rong Unting. Gor Rong Unting sendiri merupakan kepanjangan dari Gotong Royong untuk Atasi Stunting.
Program ini menjadi pembahasan fokus utama dalam Rapat Konsultasi (Rakon) TP PKK Kabupaten Wonosobo Tahun 2022, di Gedung Adipura, Kamis (20/10/2022).
Ini dilakukan pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menurunkan angka stunting hingga 14 persen. Konsep Gor Rong Unting ini melibatkan semua pihak untuk bersama-sama ikut mengatasi stunting di Wonosobo.
"Menurunkan kasus stunting ini tidak bisa sendiri harus gotong-royong baik dari pemerintah, mitra pemerintah, lembaga, organisasi, dan masyarakat ikut mendukung kegiatan ini. Jadi Gor Rong Unting ini wujud implementasi bersama atasi stunting, misalnya dengan menjadi bapak asuh anak stunting, atau memeberikan makanan bergizi bagi masyarakat yang kurang mampu," jelas Dyah.
Tidak hanya itu gerakan Bersama Sehatkan Remaja Putri, Jumat Berseri juga digagas untuk mengatasi masalah stunting dari hulunya. Program Jumat Berseri sudah dilaunching pada 14 Oktober lalu di SMP Negeri 1 Selomerto.
Program Jumat Berseri merupakan program untuk menyehatkan remaja putri dengan pemberian tablet penambah darah setiap hari Jumat di sekolah-sekolah Kabupaten Wonosobo.
"Upaya minum tablet darah ini untuk pencegahan stunting dari hulu jadi kita menyehatkan anak-anak putri yang bakal jadi calon ibu mulai mempersiapkan dari sekarang," tutur Dyah.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk terus menekan angka stunting dari berbagai cara agara angka prevelensi stunting tidak melebihi 14 persen hingga target tahun 2024 nantinya. (ima)