Berita Wonosobo
Keseriusan Pemkab Wonosobo Tekan Angka Kemiskinan, Bupati Afif Kunjungi BPS Pusat
Angka kemiskinan di Wonosobo menurut data BPS pada tahun 2021 berada di angka 17,67 persen, sehingga menduduki urutan 34 dari 35 kabupaten.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Angka kemiskinan di Wonosobo menurut data BPS pada tahun 2021 berada di angka 17,67 persen, sehingga menduduki urutan 34 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan angka kemiskinan yang masih tinggi.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam upaya menekan angka kemiskinan yang masih tinggi di daerahnya.
Keseriusan Pemkab Wonosobo dalam menurunkan angka kemiskinan ditunjukkan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dengan melakukan kunjungan ke BPS Pusat di Jakarta, Rabu (21/9/2022) lalu.
Tujuan kunjungan ini untuk mendapatkan masukan intervensi penanganan makro dan mikro, yang dibarengi perbaikan data intervensi melalui Regsosek, serta adanya dukungan Satu Data Desa yang saat ini sedang dikembangkan di Wonosobo.
Bupati Afif menyampaikan, banyak upaya dan strategi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk mengatasi kemiskinan ini dengan menggerakkan semua perangkat daerah untuk melakukan aksi penanggulangan kemiskinan, namun hingga saat ini posisi angka kemiskinan belum bergeser signifikan.
“Melalui kunjungan ini, Pemkab Wonosobo ingin mengurai angka ini bersama dengan BPS Pusat, kami ingin belajar lebih jauh, agar upaya yang kami lakukan juga efektif menekan angka kemiskinan,” harapnya.
Sementara itu, menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo menambahkan, Wonosobo sudah melakukan strategi penanganan kemiskinan secara serius dan terukur.
Beberapa tindakan dilakukan melalui intervensi makro, atau pengendalian inflasi, menurunkan kesenjangan wilayah, pertumbuhan ekonomi eksklusif, perbaikan data terpadu, menurunkan pengangguran, kinerja TKPKD, perbaikan dan pendekatan layanan publik.
Selain itu, Pemkab juga telah melakukan intervensi berbasis individu dan keluarga, melalui jaminan sosial, pemenuhan sarana dasar, Gerakan Mayo Sekolah, pencegahan stunting, perbaikan layanan administrasi kependudukan, listrik gratis, pelatihan keterampilan, subsidi bunga pinjaman, fasilitasi pengembangan PIRT, dan bantuan pangan.
“Mengingat angka kemiskinan di Wonosobo masih di kisaran 17,67 persen atau terendah kedua se-Jawa Tengah, kami telah menempuh beberapa upaya penanganan," tuturnya.
Selain intervensi, Sekda juga menambahkan, beberapa inovasi telah diluncurkan OPD guna menekan angka kemiskinan yang masih tinggi antara lain, Gerimis Mesra, Mayo Sekolah, Dahsat, Aplikasi Simake, dan Satu OPD Satu Desa Dampingan.
Menurut Andang, tantangan yang masih menjadi kendala di lapangan adalah, belum selesainya data sasaran intervensi antar kementerian dan tingkat kabupaten juga tidak sama.
Selain itu, ukuran kemiskinan juga belum sesuai dengan karakteristik daerah, serta intervensi mikro masif yang sudah dilaksanakan ternyata tidak signifikan menurunkan angka kemiskinan.
Menanggapi ini, Kepala BPS Pusat Margo Yuwono menyampaikan, Wonosobo perlu memahami karakteristik kemiskinan di daerahnya.
“Apa sih ciri kemiskinan di Wonosobo,” ujarnya.