Berita Batang

Inilah Penampakan Candi Bata Candi Tertua Jateng di Batang

Penemuan Candi Tertua di Jawa Tengah yang terletak di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang

Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Penemuan Candi Tertua di Jawa Tengah yang terletak di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang kini mendapatkan perhatian dari pusat.

Melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X (Jateng-DIY), telah melakukan peninjauan lokasi penemuan candi, Selasa (1/11/2022).

"Kami datang atas nama pemerintah pusat, kami diutus pimpinan melihat kondisinya seperti apa dan langkah ke depannya, karena sudah banyak yang muncul di permukaan," tutur Pamong Budaya Ahli Muda BPK Wil X Jateng/DIY , Wahyo Broto Raharjo bersama rekannya Winarto kepada Tribunjateng.com, Selasa (1/11/2022).

Lebih lanjut, dikatakannya untuk penelitian saat ini masih penanganan BRIN, sementara ini pihaknya dalam aspek pelestariannya.

Dari sisi pelestarian, menurutnya pemendaman kembali candi merupakan hal yang tepat, sebab ketika terpendam dalam tanah, maka Candi masih tereservasi atau terawetkan dalam tanah.

Penampakan Candi Batu Batang saat pertama kali ditemukan dan dilakukan penggalian.
Penampakan Candi Batu Batang saat pertama kali ditemukan dan dilakukan penggalian. (dok Disdikbud Batang)

"Mungkin dari BRIN dulu yang penelitiannya kapan dan harus bagaimana, kalau dari kami dari aspek pelestariannya, saat ini masih aman.

Karena terpendam dalam tanah, ketika terpendam dalam tanah masih terreservasi atau terawetkan dalam tanah tidak terkena panas dan tidak terkena hujan walaupun ada akar tanaman yang istilahnya akarnya serabut itu tapi tidak masalah," terangnya.

Menurutnya, proses ekskavasi bisa merusak jika proses pengambilan data tidak tepat.

Sebab, segala hal yang sudah dikeluarkan, maka tidak akan dapat dikembalikan ke dalam tanah.

Pihaknya pun akan mengusulkan dengan menggunakan metode GPR atau Ground Penetrating Radar.

Metode tersebut hanya menggunakan satu alat sehingga tidak perlu membuka tanah 

"Mungkin sebelum itu kami akan usulkan gunakan GPR dulu, jadi kita tidak perlu membuka tanah dulu," jelasnya.

Proses dengan GPR menghasilkan gambaran anomali yang ada dalam tanah, lalu dari hasil itu para arkeologi baru melakukan ekskavasi di titik tertentu.

Pihaknya juga akan mencari batas terluar situs kemudian, membuat satu area khusus untuk pelestarian

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved