Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tegal Berdedikasi

Pentas Teater 'Dobolan' Sukses Tampilkan Sisi Jenaka Masyarakat Tegal

Dobol-dobolan ora dobol ora keduman, dobol-dobolan ora dobol ora mangan. (Bohong-bohongan tidak bohong tidak kebagian, bohong-bohongan tidak bohong

fajar bahruddin achmad
Pasangan suami istri Sri dan Sakri saat sedang berdialog dalam teaterikal berjudul 'Dobolan' di Sanggar Seni Tegal di Kawasan Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Minggu (30/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Dobol-dobolan ora dobol ora keduman, dobol-dobolan ora dobol ora mangan.

(Bohong-bohongan tidak bohong tidak kebagian, bohong-bohongan tidak bohong tidak makan).

Tembang berbahasa Tegal itu membuka teaterikal sampak tegalan berjudul 'Dobolan' karya Seful Mu'min.

Teaterikal berdialek bahasa Tegal itu, sukses menghibur para penonton yang hadir di Sanggar Seni Tegal di Kawasan Pantai Alam Indah (PAI) Tegal, Minggu (30/10/2022) sore.

Pentas tersebut menceritakan pasangan suami istri, Sri dan Sakri yang dobolan (artinya bohongan) menjadi orang sakti Mbah Jenggot.

Sri mengaku suaminya adalah Mbah Jenggot saat ada keluarga kaya bertanya untuk mengobati anaknya bernama Putri yang sakit.

Hal itu dilakukannya sebagai kesempatan mendapatkan uang untuk membayar kontrakan rumah yang sudah menunggak. 

Sukri yang baru pulang dan dikagetkan dengan keluarga orang kaya pun meminta waktu berdua untuk mengobati Putri.

Tetapi rupanya, Putri hanya berpura-pura sakit aneh agar tidak dijodohkan dengan duda juragan kapal.

"Pak, enyong pan dijodohna koro duda tua sugih, juragan kapal, anake papat. Tapi enyong ora gelem. Wong tuane enyong maksa terus, anane nyong apen-apen mriang ben ora sida dibojokna. 

(Pak, saya mau dijodohkan dengan duda tua kaya, juragan kapal, anaknya empat. Tapi saya tidak mau. Orangtua maksa terus, jadi saya pura-pura sakit biar tidak jadi dijodohkan)," kata Putri kepada Sukri.

Akhir carita ditutup dengan kesepakatan Sukri dan Putri.

Sukri berpura-pura menyembuhkan Putri dengan memberikan syarat kepada orangtuanya agar tidak dijodohkan. 

Sukri juga meminta agar tidak dipanggil Mbah Jenggot dan tidak diceritakan kepada siapapun. 

Pembukaan pentas pun tak kalah menarik karena banyak diperlihatkan potret dialek keseharian masyarakat Tegal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved