Guru Berkarya
Tingkatkan Pemahaman Ketenagakerjaan melalui Model Pembelajaran TGT
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Anggraeni Ike Lestari, SE., M.E
SMAN 1 Bulakamba Kabupaten Brebes
Tingkatkan Pemahaman Ketenagakerjaan melalui Model Pembelajaran TGT
Mempelajari ilmu ekonomi sangatlah penting karena memiliki keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perjalanan kehidupan akan selalu dihadapkan dengan kegiatan ekonomi.
Ilmu ekonomi akan dapat mewujudkan kemampuan mengelola perekonomian menjadi lebih baik.
Ilmu ekonomi yang diberikan dalam pembelajaran di sekolah menengah atas atau SMA.
Pembelajaran ilmu ekonomi perlu disampaikan dengan efektif dan menarik.
Guru harus selalu berusaha meningkatkan kemampuannya untuk menyampaikan materi ekonomi dengan menyenangkan.
Kemampuan guru harus menguasai teori dan konsep dasar ilmu ekonomi, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang perekonomian.
Dengan pengetahuan guru yang luas ini akan memudahkan guru merumuskan tema-tema keterpaduan materi ekonomi dengan kejadian yang sedang hangat di dunia nyata.
Kemampuan guru dalam menentukan materi ekonomi secara kontekstual akan tercermin dalam penyajian proses pembelajaran.
Salah satu penerapan ekonomi dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT).
Nugroho (2012:6) menjelaskan bahwa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang pelaksanaannya siswa dituntut untuk saling kerjasama, aktif dan bertanggungjawab terhadap dirinya.
sendiri maupun kelompoknya. Selain itu dalam pembelajaran TGT ini siswa dihadapkan pada suatu permainan dan kompetisi, sehingga kemauan dan kemampuan siswa ada perubahan.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Terdapat lima komponen utama dalam dalam TGT yaitu penyajian kelas pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas.
Siswa diharapkan harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
Kedua, kelompok (team) terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.
Ketiga, pembelajaran dengan game yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor dan bergambar.
Siswa memilih kartu bernomor dan bergambar, kemudian mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
Tahapan keempat yaitu Turnamen.
Tahapan ini dilakukan dengan praktik berkarya pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Tahapan kelima diberikan Team recognize (penghargaan kelompok).
Tahapan ini guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat bonus atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Team mendapat julukan “Super Team” jika mampu menyelesaikan karya dengan cepat dan tepat.
“Great Team” apabila menyelesaikan karya dengan cepat tapi kurang tepat, dan “Good Team” apabila menyelesaikan karya agak lambat tapi tepat.
Penerapan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran Ekonomi kelas sebelas di SMAN 1 Bulakamba Kabupaten Brebes K.D. 3.3.
Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi ternyata memberikan dampak yang sangat positif. Siswa dapat melakukan diskusi dengan kelompok secara kompak.
Minat dan motivasi siswa meningkat secara drastis. Hal ini dapat diketahui ketika pelaksanaan proses pembelajaran sedang berlangsung. Hasil belajar siswa juga terpantu meningkat sesuai yang diharapkan.(*