Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

KISAH NYATA : Sosok Rio Martil yang Jadikan Dua Martil Jadi Senjatanya, Inilah Akhir Kisah Kejamnya

Sosok ini di keluarganya dikenal sangat penyanyang dan sopan dan baik hati.

Istimewa
Rio Martil 

Rio bergegas mengemasi barang-barangnya yang tidak terlalu banyak, setelah dirasa situasinya aman, dia lalu mencari kunci mobil di saku celana Jeje, sempat diliriknya arloji milik korban, yang kemudian dilepas dan ditaruhnya dalam saku celana.

Rio langsung tergesa-gesa ke tempat parkir ketika disapa pelayan hotel, yang langsung curiga karena Jeje tidak ada bersamanya.

Petugas hotel berteriak memanggil-manggil nama Rio, sengaja menarik perhatian orang di sekitarnya, dan ini membuat petugas keamanan hotel yang curiga ada ketidakberesan sudah lebih sigap dan memburunya, namun Rio melawan dengan kekesaran, dia membabi-buta menyerang petugas satpam.

Kegaduhan itu menarik lebih banyak orang yang langsung datang dan membantu, dan dalam waktu singkat Rio berhasil diringkus, yang mereka kira adalah maling, sehingga langsung dikeroyok hingga wajahnya babak belur.

Pegawai hotel tersadar karena Jeje tidak berada di antara mereka, dan langsung bergegas ke kamar 135 dan membukanya dengan kunci cadangan.

Pemandangan di dalam kamar itu sungguh mengenaskan dengan tubuh Jeje ditemukan terduduk di kursi hotel dalam keadaan tidak bernyawa, ditutupi seprai dan selimut serta bagian belakang kepala hancur, darah berceceran di lantang di lantai dan dinding.

Polisi segera datang setelah dikontak dan memeriksa TKP, bahkan Polsek Baturaden pun menurunkan timnya yang lebih lengkap.

Petugas kepolisian di Polsek Baturaden tidak pernah menyangka bahwa tersangka pelaku pembunuhan di wilayah mereka itu adalah Rio alias Toni, buronan yang dicari setidaknya oleh tiga Kepolisian Daerah, yaitu Polda Jawa Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rio Alex Bullo, pria bertubuh kecil yang pendiam dan tertutup itu lahir di Sleman, 2 Mei 1978, dia dikenal tak banyak bicara, meski tidak terkesan menyeramkan bagi orang lain.

Dia tinggal di kawasan Senen, Jakarta Pusat, dengan orang-orang di lingkungannya yang tidak banyak mengenalnya.

Kepada keluarga istrinya, dia hanya bercerita kalau sudah merantau sejak usia 8 tahun, dititipkan ke kakak sulungnya di Jakarta, dan pernah pula ikut kakak yang lain di Medan.

Rio tumbuh besar di kawasan Pasar Senen yang dikenal sebagai daerah rawan, dan ini membuat tingkah laku Rio tidak terkendali.

Dia pernah bekerja sebagai pedagang, sopir taksi, hingga ke sebuah percetakan, namun tempat itu digerebek polisi karena menjadi tempat pembuatan surat-surat kendaraan palsu, seperti STNK dan BPKB.

Namun, dari pekerjannya itu, Rio berkenalan dengan jaringan pemalsu surat kendaraan, hingga menjadi komplotan pencuri mobil, dan dia pun terjun sebagai pencuri dan menggasak sejumlah mobil di berbagai tempat di Jakarta, dia pun dikenal sebagai pencuri ulung.

Dia sempat tinggal setahun di LP Cipinang setelah tersandung masalah dengan bos penadah mobil curiannya yang melaporkan ke polisi karena melarikan mobil setorannya, sekeluarnya dari LP dia melanjutkan pekerjaannya sebagai pencuri.

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved