Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puisi

Puisi Lihatlah Bajing Multatuli

Puisi Lihatlah Bajing Multatuli: Lihatlah betapa bajing mencari makan Di pohon kelapa

Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
WIKIPEDIA
Puisi Lihatlah Bajing Multatuli 

Puisi Lihatlah Bajing Multatuli

TRIBUNJATENG.COM - Puisi Lihatlah Bajing Multatuli:

Lihatlah Bajing

Lihatlah betapa bajing mencari makan
Di pohon kelapa, ia naik ia turun, ia mengeracak kiri
dan kanan
Ia berlari (mengitari pohon), melompat, jauh,
memanjat dan jatuh lagi
Sayap ia tak punya namun ia cergas seperti burung
      Selamatlah bajingku, selamatlah
Pasti kau menemukan makan yang kau cari, …
Tapi aku seorang diri duduk di hutan jati
Menunggu makanan bagi hatiku.
      Sudah lama bajingku kenyang
Sudah lama ia kembali ke sarang
Tapi masih juga jiwaku
Dan hatiku sangat berdukacita … Adinda!

Lihatlah nun rama-rama keliling mengepak sayap
Sayapnya berkilau laksana kembang aneka warna
Hatinya cinta berahikan bunga kenari
Pastilah ia mencari, mencari kekasih yang harum wangi.
Selamatlah ramaku, selamatlah
Pastilah kau menemu apa dicari
Tapi aku duduk seorang diri di hutan jati
Menunggu kekasih idaman hati
      Sudah lama rama-rama mengecup
Kembang kenari yang sangat ia cintai
Tapi masih jiwaku
Dan hatiku alangkah berdukacita … Adinda!

Lihatlah betapa matahari bersinar nun di atas
Jauh di atas bukit Waringi
Terlalu panas ia merasa dan ingin turun ke bumi
Tidur di dasar laut seperti rangkulan seorang suami.
      Selamatlah o matahari, selamatlah
Pasti kau menemu apa dicari
Tapi aku seorang diri di hutan jati
Menunggu hatiku menjadi tenang
      Sudah lama nanti matahari turun
Dan tidur di dalam laut, jika segala telah kelam
Tapi masih jiwaku
Dan hatiku alangkah berdukacita … Adinda

Jika tiada lagi rama-rama terbang keliling mengepak sayap
Jika bintang tiada lagi berkilauan
Jika melati tiada lagi harum baunya
Jika tiada lagi hati berduka
Tiada lagi binatang liar di dalam hutan
Jika matahari kesasar jalan
Dan bulan lupa mana Timur mana Barat
Jika waktu itu belum juga datang Adinda
Maka turunlah malaikat dengan sayap kemilau
Ke atas bumi mencari apa yang tinggal
Maka mayatku terkapar di sini di bawah ketapang
Jiwaku alangkah berdukacita,… Adinda!

Maka malaikat melihat mayatku
Diberitahunya saudara-saudaranya, ditunjuknya
mayatku dengan jarinya
“Lihatlah, nun di sana ada seorang manusia mati terlupa
Mulutnya kejang mencium kembang melati
Marilah, kita angkat dia kita bawa ke surga
Orang yang menunggu Adinda sampai mati
Sungguh, ia tak boleh tinggal sendiri
Orang yang hatinya keras mencinta”
      Maka sekali lagi mulutku kejang akan membuka
Untuk memanggil Adinda yang kucinta
Sekali lagi kukecup melati
Yang dia berikan … Adinda … Adinda!

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved