Berita Solo
ISI Surakarta Selenggarakan Hari Wayang Dunia VIII 2022, Angkat Tema Mawayang Hayu
nstitut Seni Indonesia (ISI) selenggarakan event Hari Wayang Dunia (HWD) dengan mengusung tema Mawayang Hayu.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Institut Seni Indonesia (ISI) selenggarakan event Hari Wayang Dunia (HWD) dengan mengusung tema Mawayang Hayu.
HWD VIII tahun 2022 merupakan event tahunan yang digagas dan digelar Jurusan Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta.
Hal itu sebagai wujud kebanggaan dan rasa cinta terhadap seni wayang yang telah diakui menjadi salah satu warisan budaya dunia.
HWD VIII diselenggarakan pada tanggal 4-6 November 2022 yang digelar di berbagai venue di Kampus ISI Surakarta.
Tema Mawayang Hayu: Wayang, Moderasi, dan Keberagaman mengangkat narasi besar mengenai harmoni sosial dan keselarasan tata kehidupan manusia.
Moderasi dan keberagaman adalah watak bangsa yang layak dijadikan sebagai penguat ketahanan berbangsa dan bernegara.
Sejatinya Nusantara mewarisi renungan batin dari Mpu Tantular pada abad ke-14, yakni Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
Konsep ini memosisikan keragaman dan perbedaan menjadi pilar penyangga bangsa dalam mewujudkan keselarasan dan harmoni sosial sebagai negara yang kuat.
Secara gamblang, konsep ini mendasari setiap warga negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbagai perbedaan.
Melihat dinamika perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih pada era sekarang ini, salah satu pilar bangsa telah mengalami kerapuhan.
Sebagai informasi, pada tiga tahun terakhir, indeks toleransi beragama mengalami penurunan signifikan.
Problematika intoleransi beragama dapat menggiring kita pada perpecahan dan kemunduran sebagai bangsa.
Agama yang semestinya ditempatkan sebagai rujukan dan kendali kehidupan bermasyarakat, dapat dibelokkan sebagai politik identitas yang sesungguhnya melebarkan jurang pemisah masyarakat Indonesia.
Agar kita kembali pada fitrah ke-bhinneka tunggal ika-an perlu pembangunan jiwa-jiwa masyarakat Indonesia. Di sinilah pentingnya wayang.
Dengan wayang, kita memberikan ruang terbuka untuk instrospeksi dan refleksi menuju pada konsep harmoni dan keselarasan.
Mawayang hayu, menempatkan wayang sebagai media penyambung moderasi dan keberagaman antar-masyarakat Indonesia maupun dunia.
Mawayang hayu bermakna mendalang untuk keselamatan yang dipresentasikan dalam berbagai aktivitas seni pewayangan.
Dan, kisah Panji dipilih sebagai maskot utama dalam kegiatan HWD VIII kali ini.
Ketua Pelaksana HWD VIII Tahun 2022, Ki Cahyo Kuntadi mengatakan bahwa wayang adalah salah satu diplomasi budaya karya besar para nenek moyang di Nusantara yang bertahan dalam situasi dan kondisi apa pun dan juga kapan pun.
"Sebagaimana juga kisah yang terdapat dalam Wayang Panji yang pada akhirnya sebagai simbol persatuan atas keberagaman," ucapnya dalam Opening Ceremony HWD VIII 2022 di Pendapa Ageng GPH Djojokusumo, Jumat (4/11/2022) malam.
Gelaran HWD VIII Tahun 2022 menampilkan beragam acara, yaitu: Ruwatan massal lakon Murwakala dengan dalang Ki M.Ng. Hali Jarwo Sularso diikuti masyarakat umum; Pergelaran wayang purwa, wayang gedog, wayang kancil, wayang topeng, wayang babad, wayang multilayar, wayang teatrikal, dan wayang kolaborasi dibawakan para dalang anak, dalang muda, dan dalang profesional.
Selain itu juga ada pameran wayang dari para kreator dan kolektor, serta pameran buku dari berbagai penulis; dan seminar internasional Wayang Panji dengan pembicara Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonagara; Prof. Dr. I Made Bandem; Dr. Bambang Suwarno (Indonesia); Dr. Surasak Jamnongsarn (Thailand); Miguel Escobar Varela (Singapore); Dr. Rasdan Subah (Malaysia); dengan moderator Dr. Aris Setiawan.
Rektor ISI Surakarta, Dr I Nyoman Sukerna menyampaikan, malam hari ini merupakan malam yang ditunggu-tunggu, antusias kita untuk mengapresiasi pertunjukan wayang kita realisasikan di sini, pada malam pembukaan Hari Wayang Dunia ke-VIII tahun 2022.
"Perjalanan Hari Wayang Dunia yang dimulai sejak tahun 2015 (HWD I), bukanlah perjalanan yang singkat. Berbagai tema sudah diusung dengan menyesuaikan situasi dan kondisi zaman," jelasnya.
Dia menyampaikan, pada waktu wabah pandemi Covid-19 melanda dunia maka Hari Wayang Dunia ikut mengusung tema covid.
Dan, lanjut I Nyoman Sukerna, setelah dua tahun Hari Wayang Dunia dilaksanakan secara daring, maka malam hari ini, di Pendapa Ageng GPH Djojokusuma ISI Surakarta ini, Hari Wayang Dunia dilaksanakan secara luring.
"Tema Hari Wayang Dunia ini selaras dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, dengan spirit menjaga keragaman dan perbedaan menjadi pilar penyangga dalam menjaga harmonisasi dan keselarasan sosial dalam berbangsa dan bernegara," ucapnya.
Sehingga, menurut dia, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang jaya dan kokoh dalam kebhinekaan.
Dalam jagad wayang moderasi dan keberagaman ini mewujud dalam bentuk lakon-lakon, yang tidak pernah mempertentangkan model perwatakan tetapi berada dalam spirit bersama untuk membasmi kejahatan, demi terwujudnya ketentraman dunia.
Berbagai jenis kegiatan ditampilkan dalam perheletan HWD ke VIII kali ini, di antaranya: menampilkan pertunjukan wayang dalam berbagai jenis dan bentuk, pameran, dan seminar internasional.
"Yang tidak kalah penting, adalah isu cerita Panji diberi waktu istimewa, yaitu sehari bersama Panji. Cerita Panji yang bernafaskan cerita lokal asli bangsa Indonesia ini dimanifestasikan dalam berbagai jenis pertunjukan wayang: gedhog, klithik, beber, dan lain-lain. Cerita Panji adalah simbol harmonisasi kehidupan dengan bercermin dari kehidupan tokoh utamanya, yaitu Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji," ungkapnya.
Kali ini, HWD mengangkat cerita Panji yang sudah disahkan oleh UNESCO sebagai Warisan Ingatan Dunia.
"Oleh sebab itu, kita pantas berbangga karena cerita Panji yang asli Indonesia ini tersebar hingga ke Malaysia, Kamboja, Thailand, Birma, dan Filipina," tuturnya. (*)