Berita Semarang
Waspada! Tingkat Keterisian Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Meningkat 25 Persen Dalam 3 Hari
Tiga hari belakangan ini BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Semarang alami kenaikan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tiga hari belakangan ini BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Semarang alami kenaikan hingga 25 persen.
Dilansir dari laman https://siagacorona.semarangkota.go.id/ kasus postif Corona, update terakhir pada Sabtu, 5 November 2022 pukul 15.20 WIB, ada 145 kasus positif.
Dengan rincian pasien masih menjalani perawatan, 90 dari dalam Kota Semarang, dan 55 berasal dari luar Kota Semarang.
"Iya mulai dua tiga hari ini, BOR naik di angka 25 persen. Minggu lalu masih 10 persen," papar Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Rahma Defi saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (5/11/2022).
Kenaikan tersebut berdampak pula pada kondisi isolasi terpusat (isoter) di rumah dinas walikota Semarang yang selama beberapa waktu kosong.
Tiga hari lalu, isoter kembali dihuni pasien Covid-19 sebanyak tiga pasien.
"Kondisi di isoter kemarin , Jumat (4/11/2022) ada tiga. Sekarang masih dua pasien. Sudah sehat tunggu hasil PCR sore ini Semisal hasil negatif bisa pulang," kata Rahma yang juga Kepala Isoter Rumdin Walikota Semarang.
Menurutnya, kenaikan BOR disebabkan dari mulai banyaknya kegiatan masyarakat bersifat massal.
Di samping itu, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes turun.
"Nah makanya prokes harus didisiplinkan lagi," katanya.
Maka dari itu, ia menyebut sesuai intruksi dari Plt Walikota Semarang Ita dan Kepala Dinas Kesehatan, masyarakat harus kembali disiplin prokes.
Kemudian tempat fasilitas umum sudah harus kembali mengetatkan prokes.
Penggunaaan Aplikasi Peduli lindungi harus wajib dipakai kembali termasuk ketika memasuki kawasan umum seperti mal.
"Harus diaktifkan lagi prokesnya dan scan barcode Peduli Lindungi kembali harus dilakukan. Supaya kelihatan siapa saya yang belum vaksin," jelasnya.
Kendati angka BOR Covid-19 naik, namun di Kota Semarang belum ditemukan varian baru Omicron XBB.
Rahma mengatakan, telah mengirimkan sampel ke Dinas Kesehatan Provinsi kemarin, Jumat (4/11/2022) tapi hasil belum keluar.
"Sejauh ini belum ada temuan varian Omicron XBB di kota Semarang," bebernya.
Namun pihaknya menyebut, sesuai prediksi yang disampaikan kepala dinas kesehatan akan terjadi puncak kasus Covid-19 varian Omicron XBB pada bulan Januari-Februari 2023.
Maka, ia mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi.
Apalagi jenis vaksin kali ini berupa pzifer yang memiliki efek samping ringan dibandingkan jenis vaksin lainnya.
"Segera vaksin Booster supaya kekebalan lebih baik sehingga tidak terpapar Covid-19 varian Omicron XBB," katanya yang juga .
Dilansir dari laman https://siagacorona.semarangkota.go.id/ kasus postif Corona, update terakhir pada Sabtu, 5 November 2022 pukul 15.20 WIB, ada 145 kasus positif.
Dengan rincian pasien masih menjalani perawatan, 90 dari dalam Kota Semarang, dan 55 berasal dari luar Kota Semarang.
Sedangkan pasien suspek 58.
Pasien sembuh mencapai 12.322 dan meninggal sebanyak 333 kasus sepanjang tahun 2022.
Sehingga total kasus terkonfirmasi sejak tahun 2020 hingga saat ini mencapai angka 106.605. (Iwn)