Berita Duka
Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudh Dimakamkan Jumat Pagi, Kata Santri Warga Kajen Pati
Nyai Hj Nafisah Sahal yang lahir di Jombang pada 8 Februari 1946 merupakan Pengasuh Ponpes Putri Al Badi'iyah dan Ponpes Maslakul Huda, Kajen, Pati
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudh meninggal dunia, Kamis (10/11/2022) malam.
Almarhumah merupakan istri dari mendiang kiai karismatik asal Pati, KH Mohammad Achmad Sahal Mahfudh.
Nyai Hj Nafisah Sahal yang lahir di Jombang pada 8 Februari 1946 merupakan Pengasuh Ponpes Putri Al Badi'iyah dan Ponpes Maslakul Huda, Kajen, Kabupaten Pati.
Almarhumah juga merupakan bagian dari jajaran Mustasyar PBNU 2022-2027.
Kabar wafatnya Nyai Hj Nafisah Sahal dibenarkan Edi Susanto, santri yang juga warga Kajen Pati.
Baca juga: Innalillahi, Nyai Nafisah Meninggal, Istri Kiai Sahal Mahfudh, Pengasuh Ponpes Maslakul Huda Pati
"Meninggal sekira pukul 18.00 di RSI Pati, Margoyoso, setelah sebelumnya sempat dirawat di Semarang."
"Jenazah almarhumah tiba di rumah duka sebelum isya."
"Para pelayat saat ini sudah mulai berdatangan ke rumah duka di kompleks Ponpes Maslakul Huda Kajen Pati," kata dia kepada Tribunjateng.com, Kamis (10/11/2022) petang.
Menurut informasi awal yang dia dapatkan, almarhumah akan dimakamkan pada Jumat (11/11/2022) sekira pukul 09.00.
Namun untuk kepastiannya masih menunggu kabar dari pihak keluarga.
Di media sosial, ungkapan belasungkawa dan doa untuk almarhumah Hj Nafisah Sahal juga mulai ramai.
Di antaranya oleh akun resmi Facebook Arus Informasi Santri Nusantara.
Profil Singkat Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudh
Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudh lahir di Jombang, pada 8 Februari 1946.
Almarhumah merupakan pengasuh Ponpes Puteri Al Badi’iyah dan Ponpes Maslakul Huda, Kajen, Kabupaten Pati.
Sepanjang perjalanan dakwahnya, dia selalu tergerak untuk memperjuangkan hak-hak perempuan terutama di bidang pendidikan.
Baca juga: Viral Kakek Asal Pati Jadi Korban Hipnotis di Pasar Sapi Wage, Uang Rp 16 Juta Berubah Jadi Koran
Tak pelak pula, Dra Hj Nafisah Sahal Mahfudh atau akrab disapa Nyai Nafisah banyak menerbitkan karya terkait isu-isu perempuan.
Yang kemudian karyanya diakomodasi Rahima, organisasi penggagas Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).
Nyai Nafisah termasuk salah satu dewan ahli bersama cendekiawan muslim lainnya seperti Saparinah Sadli, Muhyiddin Abdussomad, Mansour Faqih, Azyumardi Azra, dan Kamala Chandra Kirana.
Nyai Nafisah merupakan puteri dari pasangan KH Abd Fattah bin Hasyim Idris dan Nyai Hj Musyarofah Fattah binti Bisri Syansuri.
Ayahandanya adalah pendiri Madrasah Mu'allimin Mua'allimat di Tambak Beras.
Orangtuanya juga pendiri Ponpes Putri al-Fathimiyyah yang berlokasi di kota santri tersebut.
Sedangkan kakeknya dari garis ibu yakni KH Bisri Syansuri.
KH Bisri Syansuri merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus inisiator pembangunan Pesantren Denanyar, Jombang.
KH Bisri Syansuri juga tercatat sebagai pendiri madrasah untuk santri perempuan yang pertama di Jawa Timur.
Baca juga: Pj Bupati Pati Henggar Apresiasi Kinerja Positif PT BPR BKK Pati di Tengah Bayang-bayang Resesi
Sebagai putri kiai besar, Nyai Nafisah dari kecil sudah dibekali ilmu agama.
Bahkan dari usia 4 tahun, dia telah digembleng mengaji di bawah pengampuan kakek dan neneknya di Denanyar Jombang.
Memasuki usia ke-8, dia melanjutkan pendidikan dasar hingga menengah atas di sekolah yang didirikan dan diampu oleh ayahandanya.
Setelah lulus dari Madrasah Mu'allimat Tambakberas, pengembaraan ilmunya berlanjut ke wilayah selatan Jawa, persisnya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Selama menempuh pendidikan di Yogyakarta, dia tinggal di pesantren yang diasuh langsung oleh Prof Dr KH M Tolchah Mansoer.
KH Tolchah Mansoer adalah pendiri Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Rais Syuriah PBNU periode 1984-1986, sekaligus guru besar hukum Islam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Baca juga: Kala Siswa SMK Cordova Margoyoso Pati Pamer Karya, Gelar Pameran DKV Multimedia, Kepsek: Kami Bangga
Nyai Nafisah juga ikut ngangsu kawruh, diajar sebagai mahasiswa oleh KH Ali Maksum yang pada saat itu memimpin Ponpes Al Munawwir Krapyak (pada 1968-1989 M).
Pada waktu itu Kiai Ali Maksum mengajar Tafsir di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ketika masih menempuh pendidikan sarjana, Nyai Nafisah dinikahkan oleh ayahnya dengan putera Kiai Mahfudh, yang tidak lain adalah KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh dari Kajen, Pati.
Meski telah menikah, Nyai Nafisah tidak serta merta menghentikan kuliahnya.
Dua pun menjalin hubungan jarak jauh dengan suaminya agar dapat menyelesaikan studinya.
Perjuangan gigih ini pun membuahkan hasil pada 1968 ketika Nyai Nafisah berhasil lulus dari Fakultas Syariah. (*)
Baca juga: Piala Liga Inggris, Man United Vs Aston Villa, Erik ten Hag: Kami Hanya Miliki Satu Tujuan
Baca juga: Sosok Hakim Agung MA Calon Tersangka Kasus Dugaan Suap, KPK: Dia Pernah Jadi Saksi Sudrajad Dimyati
Baca juga: Siapakah Hakim Agung MA Calon Tersangka Baru Kasus Dugaan Suap? KPK Masih Rahasiakan Sosoknya
Baca juga: Buruh Harapkan UMK Kabupaten Semarang Bisa Naik 10 Persen