Pelanggaran HAM
Penyintas dan Keluarga Korban Petrus Berikan Data Baru ke Tim PPHAM
Para penyintas dan keluarga korban peristiwa penembakan misterius (Petrus) di Semarang memberikan data dan informasi kepada Tim PPHAM.
TRIBUNJATENG.COM - Para penyintas dan keluarga korban peristiwa penembakan misterius (Petrus) di Semarang memberikan data dan informasi kepada Tim Penyelesaian Nonyudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (PPHAM).
Data dan informasi itu diberikan di Hotel Chanti Semarang pada Sabtu (12/11/2022).
PPHAM adalah tim yang dibentuk pemerintah untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di masa Orde Baru.
Salah satu anggota tim, Rahayu menyebut dalam kesempatan itu diharapkan ada data dan informasi baru yang di luar yang pernah direkomendasikan Komnas HAM beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tebing Setinggi 8 Meter di Desa Mutisari Wonosobo Longsor Menutup Total Jalan
Baca juga: Ruben Onsu Pernah Dicap Anak Pembawa Sial di Keluarga gara-gara Tanggal Lahirnya
Baca juga: Sutrisno Pangaribuan Melihat Ganjar Pranowo, Gubernur Kampung yang Layak Jadi Presiden 2024
Guru besar Universitas Diponegoro tersebut menyebut ada beberapa data baru yang berhasil dihimpun hari itu.
"Salah satunya adalah dugaan bahwa korban Petrus ini diduga lebih banyak dari temuan Komnas HAM beberapa tahun lalu," jelasnya.
Data terkini soal korban memang bisa saja bertambah sesuai dengan keterbukaan para korban untuk mengungkap.
Hal senada juga disampaikan salah satu penyintas peristiwa Petrus, Bathi Mulyono.
Ketua Yayasan Eks Narapidana Fajar Menyingsing itu bahkan menunjukan beberapa kliping yang ia kumpulkan terkait korban penembakan misterius.
Baca juga: Manchester City Dikalahkan Tim yang Disingkirkan Elkan Baggot, Arsenal Kuasai Liga Inggris
Baca juga: KSPSI Kota Tegal Usul UMK 2023 Naik 10 Persen, Berikut Beragam Dasar Alasan Mereka
Baca juga: Info Gempa Hari Ini: Garut Diguncang 4 Kali Gempa dalam 3 Jam
Pria berusia 75 tahun itu menjelaskan pada tahun 1982 hingga 1985 ia terus berpindah-pindah tempat untuk menghindari eksekutor Petrus.
"Dalam pelarian saya itu saya terus mengumpulkan artikel dari koran tentang para korban Petrus," tambah Bathi.
Kliping itu kemudian diserahkan kepada perwakilan tim PPHAM sebagai data untuk mengusut tuntas pelanggaran HAM di masa Orde Baru. (*)