Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Tampang Siti Aisyah Tersangka Penipuan Pinjol Mahasiswa IPB, Suka Pamer Kesuksesan untuk Gaet Korban

Tersangka Siti Anisa Nasution SAN diketahui suka memamerkan kesuksesan dan kemapanan agar para korban tertarik.

Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Tampang SAN Tersangka Penipuan Pinjol Mahasiswa IPB, Suka Pamer Kesuksesan untuk Gaet Korban 

Tampang SAN Tersangka Penipuan Pinjol Mahasiswa IPB, Suka Pamer Kesuksesan untuk Gaet Korban

TRIBUNJATENG.COM - Inilah tampang tersangka penipuan ratusan mahasiswa IPB.

Siti Aisyah Nasution (29) resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan kerja sama usaha yang membuat ratusan korbannya dikejar penagih utang pinjaman online (pinjol) di Bogor.

Siti Aisyah Nasution ditangkap di rumahnya yang terletak di Perumahan Residence Kebun Raya Kabupaten Bogor

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan, sejauh ini pihaknya mendata total korban ada sebanyak 317 orang dan 116 diantaranya mahasiswa IPB University dengan total kerugian mencapai sekitar Rp 2,3 Miliar.

Satu orang korbannya bahkan ada yang sampai terjerat utang pinjol sebesar Rp 20 Juta akibat ulah si Tersangka SAN ini.

"(Kerugian korban perorang) dari Rp 2 jutaan sampai dengan Rp 20 Jutaan satu orang," kata AKBP Iman Imanuddin.

Adapun empat platform yang menjadi sumber pinjaman Siti Aisyah Nasution antara lain:

Akulaku Rp 500 juta.

Kredivo Rp 900 juta.

Shopee Pinjam 400 juta.

Shopee Pay Later 500 juta.

Tersangka diketahui suka memamerkan kesuksesan dan kemapanan agar para korban tertarik.

Tampang SAN Tersangka Penipuan Pinjol Mahasiswa IPB, Suka Pamer Kesuksesan untuk Gaet Korban
Tampang SAN Tersangka Penipuan Pinjol Mahasiswa IPB, Suka Pamer Kesuksesan untuk Gaet Korban (TIKTOK)

Sebagian besar korban adalah mahasiswa baru yang mengenal Siti Aisyah Nasution dari kakak tingkat berinisial ZFR dan RA.

ZFR dan RA sendiri diketahui merupakan member dari Siti Aisyah Nasution yang tidak pernah terlambat membayar.

Dalam menjalankan aksinya, Siti Aisyah Nasution menjanjikan komisi 10-15 persen dari setiap transaksi yang dilakukan.

Penipuan ini dilakukan oleh SAN untuk menutupi pinjaman pribadi hingga kredit mobil yang belum lunas.

Bahkan Siti Aisyah Nasution diketahui memalsukan alamat rumah kontrakan untuk memenuhi syarat pembelian mobil.

Akibat kasus ini, SAN terancam hukuman 4 tahun penjara.

Dikutip Tribunjateng.com dari Tribun Bogor, ada beberapa modus atau siasat yang dilakukan pelaku untuk menjebak para korban bahkan ada modus yang dilakukan pelaku kepada korban secara masif seperti ala seminar.

1. Via Zoom Meeting

Penipuan yang dilakukan pelaku ini, kata Kapolres, sudah berlangsung sejak Februari 2022 lalu dan pelaku memang aktif di toko jual beli online.

"Masuknya ke kampus kebetulan ada yang kenal dengan pelaku dari kakak kelas korban sehingga kemudian pelaku mengadakan satu kegiatan semacam seminar melalui zoom meeting," kata AKBP Iman Imanuddin.

Dalam ajakan secara masif kepada para korban termasuk para mahasiswa ini, pelaku mengajak kerja sama usaha toko online dengan iming-imingi keuntungan 10-15 persen di setiap transaksi melalui toko online tersebut.

"Tersangka menawarkan kerja sama pencairan dan kerja sama bisnis pada e-market place atau toko online yang diakui milik tersangka.

Namun setelah penyidik melakukan konfirmasi, ternyata toko online itu milik orang lain," kata AKBP Iman Imanuddin.

Calon korban pun percaya karena sebelumnya ada orang yang sempat mendapatkan pembayaran keuntungan saat bekerja sama dengan pelaku.

2. Direkrut dengan ditemui langsung

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro menambahkan, via zoom yang dilakukan pelaku bukan secara resmi berbentuk seminar, melainkan hanya untuk pengenalan demi merekrut korbannya.

Selain itu, banyak pula para calon korban lainnya yang direkrut dengan cara bertemu langsung dengan tersangka.

"Jadi ada yang ditemui atau direkrut oleh si pelaku satu persatu, ada juga yang direkrut melalui zoom meeting, dari mulut ke mulut, yang dikasih link zoom langsung lah," kata AKP Yohannes Redhoi Sigiro.

Saat ditemui langsung, pelaku juga membuat calon korban nyaman dengan membelikan calon korban makanan atau minuman di suatu tempat seperti cafe atau yang lainnya.

3. Janji manis yang menggiurkan

Tawaran si tersangka ini juga cukup menggiurkan untuk para korban yang membutuhkan uang.

Si tersangka meminta korban mengajukan pinjaman online ( pinjol) dengan iming-iming keuntungan 10 persen dan untuk tagihannya dari pinjol akan dibayar oleh si tersangka.

"Bicara soal yang ini, bahwa kalian silahkan ke saya. Saya tahu mahasiswa enggak punya uang, silahkan ambil di Pinjol. Caranya begini begini. Nanti saya kasih keuntungan 10 persen. Jadi nanti tagihan dari pinjol kalian akan saya yang bayar, kata pelaku kan begitu," terang Yohannes

Untuk diawal-awal keuntungannya masih bisa diberikan oleh si pelaku kepada korban.

Tetapi semakin lama, pelaku tidak mampu membayar tagihan dari pinjaman online maupun keuntungan ini. 

4. Pakai toko online orang lain

Tersangka menggunakan e-market place atau toko online dengan rating baik milik orang lain yang diklaim milik tersangka.

"Menggunakan e-market place yang diakui milik dia. Pada tahap pendalaman kami ternyata milik orang lain. Para korban mengatakan bahwa sangat meyakinkan ketika ditunjukan akun market place itu," kata Yohannes.

Tersangka juga menampung uang hasil kejahatannya menggunakan akun dompet digital.

Uang hasil kejahatannya ini digunakan untuk gali lobang tutup lobang dan juga kebutuhan pribadi.

"Jadi hasil dari kejahatan ini dibuat untuk gali lobang tutup lobang, juga untuk kehidupan dia pribadi, dan setiap makan dengan calon korban dia beliin minum, makan, dia yang bayarin saat ketemu di kafe dan lain-lain," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved