Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pertamina RJBT

Pertamina Patra Niaga Bersama Kementerian ESDM Lakukan Konversi ke BBG untuk Nelayan Cilacap

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi bersama dengan Komisi VII DPR RI serta Pertamina Patra Niaga terus berupaya untuk meningkatkan konversi BBM

Editor: galih permadi
istimewa
Pertamina Patra Niaga Bersama Kementerian ESDM Lakukan Konversi ke BBG untuk Nelayan Cilacap 

TRIBUNJATENG.COM - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi bersama dengan Komisi VII DPR RI serta Pertamina Patra Niaga terus berupaya untuk meningkatkan konversi BBM ke BBG di kalangan nelayan.

Selain lebih hemat untuk opersional, BBG juga lebih ramah lingkungan karena emisinya lebih kecil.

Eksekutif GM Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (RJBT), Dwi Puja Ariestya mengatakan, sampai dengan saat ini untuk nelayan di Cilacap, pihaknya sudah mendistribusikan 1.921 bantuan tabung gas 3 Kg.

Pertamina juga memastikan nelayan tidak kesulitan mendapatkan elpiji 3 Kg dan stok aman.

“Program konversi BBM ke BBG ini sangat bagus dan menguntungan nelayan, sehingga kami dari Patra Niaga RJBT sangat mendukung program tersebut,” kata Dwi Puja usai acara pendistribusian paket perdana konversi BBM ke BBG kepada nelayan di Desa Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Minggu (20/11/2022).

Lebih lanjut Dwi Puja menyampaikan, pihaknya terus memberi dukungan untuk para nelayan di Jateng. Caranya, dengan pembagian tabung 3 Kg serta mempermudah jalur distribusinya.

“Konversi ini sangat menguntungan nelayan, karena lebih hemat dari sisi biaya dan baik juga untuk lingkungan karena emisi gas lebih kecil,” jelasnya.

Nelayan Cilacap

Sementara itu, anggota Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan, ada 21 ribu nelayan di Cilacap dan sampai saat ini sekitar 6.000 di antaranya sudah melakukan konversi BBM ke BBG.

Ia berharap konversi akan terus meningkat karena membantu nelayan.

“Penghematan sekecil apapun itu harus kita lakukan dan kita dukung, supaya nelayan kita lebih sejahtera.

Program konversi ini dari pengakuan para nelayan sangat membantu mereka,” tuturnya.

Sugeng mengatakan, saat ini Indonesia harus melakukan impor BBM setiap hari sebanyak 900 ribu barel per hari, karena kebutuhan BBM mencapai 1.480 ribu per hari.

Sehingga harus melakukan impor, mengingat cadagan minyak Indonesia juga kecil, hanya kisaran 430 ribuan barel.

Begitu pula untuk gas, Indonesia masih melakukan impor hingga 10 juta ton untuk memenuhi kebutuhan gas subsidi dan non subsidi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved