PKS Pastikan Koalisi Perubahan Tetap Solid
belum dideklarasikannya paslon capres-cawapres final di Koalisi Perubahan lantaran pendaftaran di KPU masih lama.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Syura PKS, Hidayat Nur Wahid menegaskan, pihaknya dengan Partai Nasdem dan partai Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan tetap solid.
HNW, sapaannya, mengatakan, belum dideklarasikannya paslon capres-cawapres final di Koalisi Perubahan lantaran pendaftaran di KPU masih lama. Diketahui, posisi pendamping Anies Baswedan sebagai cawapres masih belum ditentukan dan masih terus dibahas.
"Misalnya dideklarasikan sekarang juga belum bisa didaftarkan. Tapi soliditas itu kan terus, selalu dipentingkan, dan apalagi ada banyak isu yang dimunculkan," katanya, kepada wartawan, Selasa (22/11).
HNW mengingatkan kepada pihak-pihak yang masih meragukan soliditas ketiga partai dalam koalisi ini.
"Kalau memang mereka sudah tahu kami sudah solid, kenapa juga dibuat manuver-manuver seolah-olah enggak solid, seolah enggak jadi deklarasi tanggal 10 November. Bukan enggak jadi, karena memang belum ada keputusan," jelasnya.
Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan bahwa memang tidak ada kesepakatan awal deklarasi koalisi pada 10 November. Maka dengan begitu, HNW menyatakan, jika tak jadi deklarasi, tak ada istilah mundur atau sebagainya
"Kami inginnya itu bukan hanya asal koalisi, tapi kemudian enggak ngerti yang akan dikerjakan bersama apa. Atau ada cek kosong yang kami enggak ngerti siapa yang isi dan apa isinya," ucapnya.
Soal kapan koalisi tersebut dan calon wakil presiden pendamping Anies diumumkan, HNW menyebut hanya tinggal menunggu waktu.
"Yang dipentingkan justru bagaimana menjaga agar koalisi ini tidak digembosi, tidak diadu domba, tidak terus dikejar dengan isu terkait hal yang saling mencurigakan, PKS masuk ke kabinet dapat dua kursi, nah itu kan jelas," ucapnya.
"Jadi hal-hal semacam itu justru perlu diwaspadai karena demokrasi yang baik demokrasi sesuai dengan UU yang sama. Pemilu kita kan tetap jurdil, jangan pake teori adu domba, itu tidak jujur dan tidak adil," sambungnya. (Tribunnews/Reza Deni)