Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Kades Bakung Anggap Limbah Batu Bara Memilki Sisi Positif Bagi Warga Sebagai Landasan Tanah

Kades Bakung, Kecamatan Mijen angkat bicara terkait permasalahan limbah batu bara.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Tito Isna Utama
Kades Bakung Saiful Rohman saat ditemui di kantornya. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Kades Bakung, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak angkat bicara terkait permasalahan limbah batu bara yang berada di desanya.

Kades Bakung Saiful Rohman mengatakan bahwa limbah batu bara memiliki dua sisi yaitu negatif dan positif.

"kalau limbah berbahaya bisa dihentikan karena efek dari limbah kurang bagus mngkin, tapi ada sisi positif negatifnya ," kata Kades Bakung.

Menurutnya limbang batu bara yang ada di Desa Bakung digunakan sebagai tanah hurukan, lantaran limbah batu bara diberikan secara cuma - cuma.

Dia menilai bila limbah batu barang digunakan sebagai dasar tanah saja itu tidak masalah.

"Untuk positifnya bisa juga untuk bahan bangunan untuk pengurukan jalan yang sebagai dasar saja," ujarnya

Kondisi tumpukan limbah yang berada di Dekat Balai Desa Bakung, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak.
Kondisi tumpukan limbah yang berada di Dekat Balai Desa Bakung, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. (TRIBUNJATENG/Tito Isna Utama)

Ia menganggap bahwa masyarakat yang mau menggunakan limbah batu bara tidak mengetahui bila limbah tersebut memiliki dampak negatif.

"Masyarakat tidak tahu efek negatifnya berbahaya, penting masyarakat awam mungkin hanya bisa menimbul dan menguruk lokasi semula belumbang atau sumur besar akhirnya menimbung menggunakan itu kan digratiskan pihak perusahaan," jelasnya.

Untuk berlama warga Desa Bakung menggunakan limbah batu baru sebagai landasan tanah, ia mengaku tidak begitu menahu sebab dirinya bukan warga yang lama tinggal di Desa Bakung.

"Pemanfaatkan limbah , saya tidak begitu tahu disini warga baru saya dari luarkan . Kepahaman itu saya belum paham semuanya," ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa limbah Batu bara bisa diolah kembali menjadi barang yang bisa berguna.

"Setahu saya pemanfaatkan limbah dibikin krikat, dibikin campuran semen untuk bahan bangunan setahu saya itu saja," jelasnya.

Limbah batu bara yang ada di Desa Bakung kata Kades Bakung, mendapat kiriman dari PLTU Jepara yang secara khusus mengirimkan ke pabrik yang berada di Desa Bakung.

"Limbah batu bara dari PLTU jepara, sisa pembungan limbah itu di kelola pabrik sini juga untuk dibikin fungsikan untuk kriket jadi ada pengelolaan limbah ," tuturnya.

Sementara dengan keadaan limbah batu bara yang ada di Desa Bakung, ia hanya bisa mengimbau untuk tidak menggunakan limbah batu bara.

"Kalau saya sementara ini kalau bisa jangan menimbun pakai limbah, tapi penelitian belum tahu, tapi hasilnya masyarakat bilang nyatanya setelah saya tanamin pisang subur, rumput juga tumbuh kalau memang dikatakan pak rt sebelah tidak bisa ditanami tapi warga kebanyakan bilang bahwa subur, ada inisiatif bahwa bisa buat campuran pupuk bisa diolah," ucapnya.

Disisi lain, satu diantara Warga Desa Bakung, Yudi menganggap bahwa limbah batu bara tidak mempermasalahkan jika limbah tersebut sebagai dasaran tanah lantaran tidak harus menggelurkan biaya.

Menurutnya bila limbah tersebut berada di bawah lapisan tanah tidak akan menimbulkan dampak yang buruk pada lingkungan.

"Untuk dia (limbah Batu Bara) ada dilapisa. Paling atas nanti kena debu bisa, polusi kalau dasaran tertimbun kembali, karena proses batu bara dari tanah fosil jadi biarlah tetap kembali menjadi fosil kembali," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved