Berita Semarang
Film Like and Share Kampanyekan Perlindungan Perempuan dari Pelecehan Seksual
Film genre remaja Like and Share menampilkan adegan yang unik dan berani.
Penulis: faisal affan | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Film genre remaja Like and Share yang dibintangi artis muda Arawinda Kirana dan Aurora Ribero, menampilkan adegan yang unik dan berani.
Film Like and Share mengangkat isu remaja perempuan sebagai korban kekerasan seksual, disertai dengan bumbu digital media sosial yang membuat makin ruwet persoalan.
Kerumitan persoalan remaja perempuan di film Like and Share bakal diurai secara apik dengan sistematis dan menyeluruh oleh sang penulis skenario sekaligus sutradara Gina S Noer.
Sebagai penulis skenario papan atas, Gina S Noer ingin menyampaikan pesan agar film Like and Share bisa menjadi sebuah ruang publik dalam diskusi tentang melindungi remaja dan perempuan Indonesia.
"Saya berharap dengan adanya film ini bisa membuka ruang diskusi dan menjadi titik tolak para pengambil kebijakan, para aparat pemerintah, polisi, orang tua, pendidik, semua yang bisa melindungi remaja dan perempuan Indonesia," katanya, usai gala premiere di Cinepolis XXI Java Mall Semarang.
Ia mengatakan dalam film Like and Share juga sekaligus sebagai kritik membangun bagi penanganan pelaksanaan UU tindak pidana kekerasan seksual terhadap perempuan.
"Agar lebih berpihak pada korban, menegakan pelaksanaan uu tindak pidana kekerasan seksual, membuat infrastruktur yang lebih ramah perempuan,anak dan remaja," katanya.
Gina S Noer menggandeng dua pemeran sentral di film Like and Share yakni Arawinda Kirana sebagai Sarah dan Aurora Ribero sebagai Lisa.
Sarah dan Lisa merupakan dua sahabat di SMA dan saling support sistem untuk berani speak up saat menjadi korban kekerasan seksual.
"Kita bisa menjadi lisa dan Sarah untuk satu sam lain, agar tidak ada lagi korban yang tak tersuarkan. Tidak ada lagi para pelaku seperti Devan, atau bahkan yang suka ngeshare yang suka nonton video porno seperti Lisa dan Sarah," katanya.
Arawinda Kirana menyampaikan bahwa kekerasan seksual pada remaja perempuan yang ia perankan penuh dengan layer dan penuh manipulasi.
Ia berperan sebagai Sarah, remaja SMA yang menjadi korban pemerkosaan dan berusaha berusaha bertahan.
"Dan dalam film kasus kekerasan seksual yang terjadi kepada Sarah itu adalah bentuk kekerasan seksual yang tidak terlihat," katanya.
Arawinda Kirana juga berpesan kepada siapa saja untuk lebih bijak dalam bermedia sosial apalagi kultur medsos masyarakat penuh dengan siber bullying saat masuk sebagai korban.
"Dengan adanya konflik itu dalam film, saya berharap orang tambah aware dengan kasus kekerasan seksual yang disembunyikan, dan untuk wanti-wanti dalam konsumsi internet karena di dalam video porno yang dilihat ada seorang gadis yang diperkosa atau tersakiti," pesannya.