Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Magelang

Rencanakan Pembunuhan Satu Keluarga di Magelang, Pelaku Belajar dari Kasus Munir dan Kopi Maut Mirna

Referensi ini diperoleh tersangka dari kasus serupa yakni kasus aktivis Munir, kopi sianida Mirna dan sate sianida Bantul.

TRIBUNJOGJA.COM / Nanda Sagita
Tersangka saat digiring satuan polisi untuk konferensi pers di Ruang Media Mapolresta Magelang, Selasa (06/12/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Kasus pembunuhan berencana satu keluarga di Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, terus bergulir.

Polresta Magelang masih menunggu hasil koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Mungkid Magelang terkait rencana rekonstruksi atau reka ulang.

"(Rekonstruksi) nanti nunggu hasil koordinasi dengan kejaksaaan," kata Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun, kepada wartawan di Mapolresta Magelang, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Pemuda Magelang yang Habisi Seluruh Keluarganya Ternyata Sudah Lama Rancang Aksi, Tak Ada Penyesalan

Rekonstruksi merupakan bagian dari penyidikan guna memperoleh keterangan, data, atau petunjuk dari kasus melibatkan tersangka berinisial DDS (22).

Kasus pembunuhan itu menyita publik sekitar dua pekan terakhir karena tiga korban meninggal dunia bersamaan.

Hasil pengakuan dan penyidikan, DDS membunuh tiga korban dengan cara diracun menggunakan zat kimia Sianida.

Semua korban adalah keluarga kandung tersangka, yakni ayah, Abas Ashar (28), ibu, Heri Riyani (54) dan kakak perempuan, Dea Khairunisa (25).

Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022)
Pihak kepolisian saat melakukan olah TKP di rumah korban, di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

Sangat terencana


Kepala Satuan Reskrim (Kasatreskrim) Polresta Magelang, Plt AKP Setyo Hermawan mengungkapkan, DDS sudah memiliki niat membunuh keluarganya sejak 15 November 2022 sekitar pukul 21.00 WIB.

Beberapa hari  kemudian muncul ide membunuh menggunakan racun.

Tersangka mencari tahu bahan kimia berbahaya yang bisa digunakan untuk membunuh melalui internet.

"Pada 17 November 2022 tersangka menemukan bahan kimia di Google dan langsung memesan lewat market place.

 Nama bahan kimia itu arsenik.

Dua hari kemudian barang tiba dan langsung disimpan," jelas Setyo.

Pada 23 November 2022 tersangka mulai beraksi dengan mencampurkan arsenik ke dalam minuman es dawet yang dibelinya.

Es dawet itu kemudian diminum oleh orantua dan kakak tersangka.


Lanjut Setyo, arsenik yang dicampur ke es dawet itu menimbulkan efek mual, muntah, diare dan sebagainya pada tubuh korban.

Para korban sempat dirawat oleh beberapa dokter dan minum obat setelah itu.

 
Percobaan pembunuhan pertama gagal, lanjut Setyo, tersangka mencari informasi dari internet lagi untuk mencari zat kimia hingga menemukan bahan kimia KALIUM cn (sianida).

Referensi ini diperoleh tersangka dari kasus serupa yakni kasus aktivis Munir, kopi sianida Mirna dan sate sianida Bantul.

"Dia mencari zat yang lebih efektif dan ampuh daripada arsenik yaitu sianida.

Tersangka pesan online lagi zat itu, dan tiba beberapa hari kemudian.

Dia ambil kiriman zat itu di tempat kurir," jelasnya.

Pada 28 November 2022, tersangka mencampur sianida ke dalam teh dan kopi yang sudah disediakan ibunya pada pagi hari.

Zat dicampur ke minuman sekitar 1,5 sendok teh per gelas.

"Tersangka menyiapkan lalu mencampur zat itu (ke dalam teh dan kopi) secara terencana.

Tersangka memastikan bahwa setelah minuman itu dibuat (oleh ibunya), situasi aman, beberapa dia bolak-balik.

Saat memungkinan dia mencampur zat itu," tandas Setyo.

Setelah itu dia memastikan teh dan kopi yang sudah dicampur sianida itu diminum oleh kedua orangtua dan kakaknya sampai habis.

Tersangka juga berada di sekitar korban saat meminum minuman tersebut.

Usai minum, orangtua dan kakaknya kembali beraktivitas.

Sementara tersangka langsung mencuci gelas yang dipakai korban di tempat cuci piring.

Efek sianida pada tubuh korban sekitar 15-30 menit setelah meminum.

Kesempatan itu digunakan tersangka untuk membersihkan TKP lainnya, yakni di dapur, gelas dicuci, sambil menunggu reaksi korban.

Setelah bereaksi, tersangka bahkan sempat menghampiri korban pura-pura ingin menolong ala kadarnya.

"Tersangka bantu ngelap (membersihkan) muntahan dan sebagainya.

Dirasa aman, tersangka menelepon saudara, ART, untuk menguatkan alibinya agar datang, bahwa orangtuanya mual-mual dan tidak sadarkan diri," ungkapnya.

Setyo melanjutkan, para korban sempat dilarikan ke RSUD Rumah Sakit tapi nyawanya tidak tertolong.

Tersangka tenang


Polisi yang datang ke TKP untuk penyelidikan mendapati DDS dalam kondisi tenang, bahkan ketika diminta keterangan oleh petugas Polsek Mertoyudan.

Polisi merasa janggal dengan kasus ini sehingga menyisir seluruh sisi rumah.

"Kami merasa di situ ada yang aneh, kami cek mendetail, teliti, dan kita temukan fakta-fakta antara lain gelas dan sendok teh di tempat cuci piring," ujar Satyo.

"Sementara tersangka tenang, tidak ada reaksi layaknya sedang kehilangan keluarga dekatnya, kami sudah curiga apalagi di awal dia sendiri yang menolak jenazah korban diautopsi," lanjut Setyo.

Akhirnya polisi memeriksa dan menginterogasi DDS sampai akhirnya dia mengakui perbuatannya.

Tersangka DDS langsung diamankan untuk proses hukum selanjutnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Reka Ulang Tunggu Kejaksaan, Polisi Sebut Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Sangat Terencana"

Baca juga: Deretan Kebohongan Dheo yang Meracuni Keluarganya Sampai Mati di Magelang, Parah!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved