Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Mengapa Polisi Sering Jadi Sasaran Aksi Teror Bom? Abu Tholut Eks Napiter Asal Kudus Katakan Ini

Eks napi terorisme (napiter) asal Kabupaten Kudus, Abu Tholut menjelaskan bahwa aksi teror yang menyasar kantor polisi menurutnya lebih karena dendam.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
Eks napiter asal Kabupaten Kudus, Abu Tholut. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Aksi teror bom acapkali menyasar kantor polisi.

Belakangan aksi menyasar Polsek Astana Anyar Kota Bandung yang menewaskan satu anggota polisi.

Mengenai hal itu, eks napi terorisme (napiter) asal Kabupaten Kudus, Abu Tholut menjelaskan bahwa aksi teror yang menyasar kantor polisi menurutnya lebih karena dendam.

Lelaki yang pernah beberapa kali masuk penjara karena kasus terorisme ini beranggapan, aksi teror bom yang dilakukan para pelakunya karena dendam kepada polisi.

Baca juga: Kapolresta Banyumas Sidak Sejumlah Polsek, Cek Kesiapan Personel Pasca Teror Bom di Bandung

Memang para pelaku teror menganggap negara berikut pemerintahnya adalah thogut atau setan.

Alhasil, orang yang terlibat dalam pemerintahan otomatis dianggap kafir dan murtad.

Mereka beranggapan bahwa orang yang terlibat dalam pemerintahan halal darah dan hartanya.

"Sehingga menjadi objek yang menurut pemahaman mereka itu boleh bahkan wajib diserang," kata Abu Tholut kepada Tribunjateng.com, Rabu (14/12/2022).

Baca juga: Teror Bom Paket Diduga Terkait Perang Rusia-Ukraina, Spanyol Peringatkan Eropa

Tholut berpendapat, rasa dendam kepada polisi itu karena mereka acapkali ditangkap bahkan dikejar-kejar oleh polisi melalui kesatuannya Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Untuk itu, polisi menjadi prioritas serangan, bukan malah kantor pemerintahan.

"Faktor subjektif mereka punya dendam yang menangkapi dan mengejar mereka adalah teman-teman polisi."

"Polisi menjadi sasaran prioritas bukan sembarang kantor pemerintah," katanya.

Baca juga: Isi Lengkap Surat Teror Bom Konser NCT 27, Polda Metro Jaya Sebut Pelaku Sudah Teridentifikasi

Di sisi lain, term jihadis yang disematkan pada pelaku bom bunuh diri menurutnya kurang tepat.

Sebab, jihad bukan seperti itu caranya.

Kalau dengan ngebom justru malah mencederai istilah jihad dalam Islam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved