Berita Tegal
Penampakan Petilasan Ratu Kalinyamat di Tegal, Jejak Sejarah Makam Tua Hingga Kisah Batik Mantingan
Keberadaan petilasan Ratu Kalinyamat di Kota Tegal, konon dulunya sebagai tempat duduk atau tempat istirahat dalam pengembaraan.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Di Kota Tegal, terdapat petilasan Ratu Kalinyamat.
Dia adalah sosok pejuang perempuan asal Jepara yang berhasil membangun kekuatan maritim dan dikenal kegagahannya saat melawan Portugis.
Perempuan yang bernama asli Ratna Kencana itu merupakan putri Raja Demak, Sultan Trenggana.
Keberadaan petilasan Ratu Kalinyamat di Kota Tegal, konon dulunya sebagai tempat duduk atau tempat istirahat dalam pengembaraan.
Petilasan itu juga dikenal dengan nama Mbah Keramat Jambu, karena dulunya di lokasi tersebut ada pohon jambu besar.
Baca juga: SMKN 2 Adiwerna Tegal Adakan Art Festival 2022, Sajikan Berbagai Karya Seni Siswa
Lalu bagaimana ceritanya?
Petilasan Ratu Kalinyamat di Kota Tegal, berlokasi di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Kalinyamatwetan, Kecamatan Tegal Selatan.
Lokasinya berada di tengah permukiman warga.
Ketua RW setempat, Sunarto (55) mengatakan, petilasan tersebut merupakan peninggalan Ratu Kalinyamat yang makamnya ada di Jepara.
Cerita dari sesepuh, dulu petilasan itu tempat duduknya Ratu Kalinyamat yang berbentuk batu.
Kini bentuknya sudah seperti makam dan dibuatkan gubuk.
Warga juga menyebutnya makam Mbah Keramat Jambu karena dulu ada pohon jambu besarnya.
"Setiap tahunnya di bulan Safar, juga diadakan haul."
"Diadakan wayang kulit atau wayang golek siangnya, malamnya tahlilan," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: 1.088 Pendaftar Ikuti Tes Seleksi PPPK Nakes Kota Tegal, BKPPD: Hasilnya Tunggu Pengumuman BKN
Sunarto mengatakan, warga setempat mengartikan haul sebagai doa untuk keberkahaan lingkungan.
Selain itu juga sebagai upaya merawat tradisi, karena petilasan tersebut sudah terdaftar sebagai cagar budaya di Kota Tegal.
"Tapi sekarang sudah tidak ada juru kuncinya."
"Perawatan dan pemeliharaan dilakukan bersama-sama oleh warga," ungkapnya.

Warga, Kariyah (60) mengatakan, semua warga mengetahui jika petilasan itu merupakan peninggalan Ratu Kalinyamat putri dari Raja Demak.
Dulunya itu batu yang digunakan untuk istirahat.
"Kata orang kuna, petilasan itu bukan orang Tegal."
"Tapi tempat istirahat Ratu Kalinyamat asli Demak," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Deputi IV KSP Juri Ardiantoro Ajak Santri di Tegal Produktif dan Melek Media Sosial
Bukti Jejak Ratu Kalinyamat
Sementara itu, Sejarawan Pantura Wijanarto mengatakan, cerita keberadaan Ratu Kalinyamat di Tegal memang diturunkan dari sejarah tutur masyarakat.
Tetapi ada beberapa bukti yang bisa menjadi bahan penelusuran lebih lanjut.
Pertama, banyaknya makam tua di wilayah Kelurahan Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Makam-makam tersebut menjadi jejak orang-orang yang membantu perjuangan Ratu Kalinyamat dan suaminya Sultan Hadlirin.
"Di sana banyak makam-makam tua, di luar kelurahan ada makam Mbah Tunon."
"Di area kelurahan ada makam Mbah Waru Lekor," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/12/2022).
Wijanarto menjelaskan, bukti selanjutnya bahwa banyak perajin batik di Kelurahan Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Selain itu, motif batiknya terpengaruh dengan motif batik mantingan Jepara yang identik desain flora.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Ini Penginapan di Wisata Guci Tegal yang Bisa Dipilih, Jangan Kehabisan
"Gaya batik mantingan mempengaruhi industri batik di Kalinyamat, Tegal."
"Dimana di Masjid Mantingan Jepara, itu sangat indah dengan dekorasi desain floranya," ungkapnya.
Wijanarto mengatakan, dalam perkembangannya Kelurahan Kalinyamat di Tegal mengalami pemekaran, dibagi menjadi Kalinyamatwetan dan Kalinyamatkulon.
Tetapi ia menilai, tanggungjawab eksplorasi jejak peninggalan Ratu Kalinyamat bisa dilakukan oleh kedua kelurahan.
Sehingga nantinya potensi yang ada bisa lebih dikembangkan.
"Paling tidak untuk mengeksplorasi kembali, karena di situ banyak peninggalan makam yang perlu dicari jejaknya."
"Termasuk sejarah batik mantingan yang mempengaruhi industri batik area tersebut," pesannya. (*)
Baca juga: Cara Pak Kades Ungkap Aksi Bejat M, Ayah Hamili Anak Tiri di Jepara, Curiga Perut Korban Buncit
Baca juga: Butuh Dua Crane Angkat Kontainer dari Jurang, Kecelakaan Truk Muatan Triplek di Jambu Semarang
Baca juga: Rencana Olivier Giroud Saat Berjumpa Lionel Messi, Diminta Lupakan Mimpi Juarai Piala Dunia 2022
Baca juga: PSS Sleman Makin Kritis Seusai Lawan PSIS Semarang di Solo, Jonathan Cantillana Penyebabnya