Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Eks Napi Teroris Curhat dengan Bupati dan Ketua DPRD Banyumas Ingin Dukungan Wirausaha Mandiri

Eks Napi Teroris bertemu dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein dan Ketua DPRD, Budi Setiawan di Ruang Rapat DPRD, Senin (19/12/2022)

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Beberapa Eks Napi Teroris saat bertemu dengan Bupati, Achmad Husein dan Ketua DPRD, Budi Setiawan di Ruang Rapat DPRD, Senin (19/12/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Eks Napi Teroris bertemu dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein dan Ketua DPRD, Budi Setiawan di Ruang Rapat DPRD, Senin (19/12/2022).

Ada tiga orang eks-napiter yang hadir, yaitu Kholis (40) alias Abu Juni asal Ciberem, Sumbang, Banyumas.

Kedua Sidiq (38) asal Kecamatan Wangon, Banyumas.

Ketiga adalah Hafii yang belum sempat hadir.

Mereka senang bisa bertemu dengan berbagai pihak untuk bersinergi dalam hal pembinaan.

Baca juga: Warga Kaget IS Ditangkap karena Dugaan Terlibat Terorisme: Kami Mengenalnya Sejak Kecil

Baca juga: Istri Panglima TNI Yudo Margono Ternyata Seorang Polisi, Berikut Sosok Veronica Yulis Prihayati

"Jujur kami sangat membutuhkan pendampingan kewirausahaan mandiri.

Karena mungkin kalau melamar kerja agak sulit," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.

Dalam kesempatan tersebut Kholis menceritakan pengalamannya selama menjadi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Dia bercerita awal mula masuk dalam kelompok tersebut.

Kholis mulanya sering mencari pemahaman tentang Islam dan agama kepada orangtuanya.

Namun dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Dia mencari pemahanan itu dari luar namun akhirnya bertemu dengan kelompok tersebut.

Setelah itu dia pindah ke Jakarta dan berkenalan beberapa orang.

Sejak 2010 hingga 2015 dia ikut dalam kelompok tersebut hingga akhirnya saat kejadian di Suriah dan ditawarkan kesana.

Setelah membuat paspor dia kemudian berangkat ke Poso 2015 ke Sulawesi Tengah di Palu untuk melakukan serangkaian 'project' disana.

"Saya divonis 4.3 Tahun di Jakarta Utara pada 19 Januari 2016 tepatnya pasca-bom Tamrin.

Kemudian dipindah di lapas Kupang.

Selesai masa tahanan pada 2020 saat awal Covid," jelasnya.

Ia bercerita kelompok sepertinya di Banyumas masih ada dan bergerak di 'bawah tanah'.

"Saya tahu kelompok seperti itu masih ada tetapi bawah tanah dan itu masih aktif sampai sekarang dan orangnya itu-itu saja," katanya.

Dalam silaturahminya itu eks-napiter ingin hidup berdampingan.

Ia mengatakan pimpinan pusat ada di Suriah.

Adapun sasaran yang menjadi sasaran adalah seperti Singgasana Toghut yaitu kekuasaan yang tidak sesuai hukum Islam.

Sementara tentara dan polri dianggapnya adalah pendukungnya.

"Tidak menutup kemungkinan TNI akan dihajar juga.

Doktrin itu masih ada.

Tapi saya sudah keluar karena merasa ada yang tidak benar.

Saya ingin bersinergi antara kami dengan Pemda bila memang ada sesuatu hal bisa saling tukar pikiran," katanya.

Sementara itu napiter lain Sidiq (38) saat ini telah menjadi pengusaha grosir.

"Saya berpesan agar rekan-rekan yang masih betahan agar segera bertobat," katanya.

Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan forum ini adalah sarana bertukar pikiran sehingga permasalahan yang lalu tidak akan terjadi.

"NKRI itu dengan berasaskan pancasila, kalau saya amati hidup di indonesia sangat nyaman dan nikmat.

Dari sisi geografis dan suasana alamnya. Dari segi pemerintahan juga sangat demokratis.

Saya dari Desa terpencil bisa jadi bupati.

Artinya siapa saja bisa jadi bupati," imbuhnya.

Bupati mengatakan semua warga berhak menjadi apapun di negara ini termasuk eks napiter. (jti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved