Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Warga Wlahar Wangon Banyumas Ubah Limbah Ciu Menjadi Pupuk Cair Organik

Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas dikenal sebagai sentra pembuatan minuman ciu

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Petani di Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas saat menyemprotkan pupuk cair organik hasil olahan dari limbah ciu, Selasa (20/12/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas dikenal sebagai sentra pembuatan minuman ciu.

Ciu adalah sejenis minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai.

Minuman ini biasa ditemui di Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Banyumas dan menjadi salah satu usaha warga setempat.

Namun, dari olahan minuman ciu itu terdapat limbah dari produksi yang dihasilkan.

Limbah ciu itu dapat berdampak pada lingkungan dalam bentuk pencemaran.

Baca juga: Rifky Pura-pura Kaget Temukan Ponakan Tewas di Kamar Mandi, Ternyata Ia Pelakunya, Motif Terungkap

Baca juga: Kecelakaan Truk Tabrak 3 Ruko, Warung dan Rumah Warga, Sopir Terjepit dan Luka Berat

Oleh karena itu sebagai upaya mengatasi dampak lingkungan, para perajin ciu di Desa Wlahar Wangon berupaya mengelola limbah dari produksi ciu.

Salah satunya adalah menjadi bentuk pupuk cair organik.

Salah satu perajin ciu di Desa Wlahar, Abas Supriadi (40) mengatakan dalam satu liter ciu yang sudah jadi dapat menghasilkan 15 liter sampai 20 liter limbah ciu.

Sedangkan jumlah pengrajin Ciu di Wlahar kurang lebih ada 500 orang.

Sehingga limbah ciu diperkiran bisa mencapai 7.500 liter per hari.

Dia tidak menampik limbah ciu ini berimbas pada lingkungan seperti bau dan air yang tercemar.

"Maka dari itu, ada upaya agar limbah tersebut dimanfaatkan.

Yaitu digunakan pupuk organik," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (20/12/2022).

Abas telah melakukan uji coba, hanya saja memang belum terlihat hasilnya. 

Adapun cara pembuatannya cukup sederhana.

limbah ciu kurang lebih 20 liter itu dicampur dengan molase atau bakteri penguarai yang biasa digunakan untuk campuran pembuatan pupuk cair.

Kemudian ditambahkan pula 5 sampai 6 butir telur ayam yang sudah dikocok.

Setelah dicampurkan semua lalu dikocok sampai benar benar tercampak selama 3 menit.

Proses pencampuran selesai tinggal didiamkan selama kurang lebih 5 hari.

Namun setiap dua hari sekali tutup wadah harus dibuka agar gas yang ada di dalamnya keluar.

Cara itu bisa dilakukan secara mudah oleh para perajin lainnya.

"Dari Desa memang sudah beberapa kali melakukan pertemuan mengelola limbah ciu tersebut," katanya.

Sebelum ini sudah pernah diupayakan mengolah ciu ini dengan memaksimalkan alkohol mencapai 90 persen, yang kemudian diarahkan ke farmasi.

Contohnya pembuatan handsanitizer.

"Sedangkan pengolahan limbah ini, sangat menarik, kita tinggal melaksanakan saja.

Namun ini baru dilakukan uji cobanya," tuturnya. 

Sementara itu, Kades Wlahar, Narsim mengatakan saat ini perajin ciu di Desanya ada sekitar 500an.

Ia menyambut baik adanya upaya menjadikan limbah ciu ini sebagai pupuk.

"Namun, uji coba itu yang harus dimaksimalkan.

Jangan sampai, nanti produknya keluar tapi malah gagal panen," terangnya.

Ada ratusan petani di Desanya perlu digratiskan semuanya sampai petani meyakini bahwa produk tersebut bermanfaat.

Soal partisipasi dari perajin, cukup tinggi.

Bahkan sudah disediakan pula tempat penampungan yang nantinya khusus mengelola limbah tersebut menjadi pupuk. (jti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved