Guru Berkarya
Tingkatan Hasil Belajar PPKN dengan Make A Match
Penerapan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan sangat dibutuhkan dukungan dari komponen-komponen yang berkualitas dan memadai
Oleh: Endang Tilarasih, S.Pd., Guru SMP Negeri 4 Ampelgading Kabupaten Pemalang
Penerapan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan sangat dibutuhkan dukungan dari komponen-komponen yang berkualitas dan memadai. Tanpa dukungan dari berbagai komponon, maka proses belajar mengajar akan mengalami kesulitan. Hal ini berdampak terhadap hasil yang tidak sesuai diharapkan.
Dalam proses belajar mengajar diharapkan antara guru dan siswa ada komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang dicapai. Tapi yang ada kalau kita melihat keadaan sekarang, dimana gangguan terhadap peserta didik semakin besar, baik gangguan yang berasal dari diri sendiri, maupun dari lingkungan peserta didik. Hal ini masih ditambah lagi dengan menurunnya motivasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Keadaan ini dapat di lihat dari kenyataan yang menunjukkan bahwa perolehan hasil evaluasi belajar yang rendah anak yang berhasil mencapai KKM baru 75 persen. Hal yang demikian, tentu menjadi pemikiran bagi penulis untuk berusaha memperbaikinya.
Bertolak dari kenyataan yang ada, kiranya perlu dilakukan kajian untuk mengetahui sejauh mana kesulitan dan hambatan yang dialami peserta didik dalam mengikuti proses pembelajan pada mata pelajaran PPKn di kelas VIII SMP Negeri 4 Ampelgading, Kabupaten Pemalang menunjukkan sikap yang kurang aktif dan kreatif, siswa sering bercerita sendiri dan kurang memperhatikan pelajaran, siswa kurang berani bertanya apabila mengalami kesulitan, menurunnya prestasi belajar siswa, belum menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan adanya berbagai masalah yang dialami siswa, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran belum berhasil menghantarkan siwa belajar secara efektif. Hal ini salah satunya disebabkan guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi, guru kurang memanfaatkan metode pembelajaran yang tepat. Asrul Sitorus, dkk., (2016:188) mengatakan bahwa kunci sukses yang menentukan keberhasilan Implementasi kurikulu adalah kreativitas guru. Untuk itu penulis sebagai seorang pendidik harus berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kita gunakan model pembelajaran Make A Match yang mengedepankan siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran PPKn di SMP Negeri 4 Ampelgading.Model.
Dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dimana guru akan mengupas materi dengan santai tetapi efektif, guru juga memanfaatkan metode bembelajaran yang tepat, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah yang tepat akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara maksimal. Dengan demikian prosentase siswa yang mencapai KKM lebih dari 85 persen akan berhasil untuk materi Memahami Kedudukan dan Fungsi Pancasila.
Adapun langkah-langkah awal dalam menggunakan metode Make A Match siwa dibagi dalam dua kelompok besar, kelompok satu dan kelompok dua, kelompok satu memegang kartu soal, kelompok dua memegang kartu jawaban, guru menjelaskan alur kegiatan yang berkaitan dengan materi, masing-masing siswa pada kelompok satu mencari pasangan yang tepat pada kelompok dua, bisa dilakukan bergantian, kelompok satu memegang kartu jawaban, kelompok dua memegang kartu soal, agar antara kartu soal dan jawaban benar. Pastikan setiap anak mendapatkan pasangannya, kartu soal dan jawaban bisa dibuat guru maupun siswa. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi sebarapa efektif siswa terlibat dalam prosedur metode Make A Match yang bertujuan meningkatkan kualitas belajar siswa, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran di dalam kelas, siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Dengan metode Make A Match terbukti hasil belajar siswa telah sesuai harapan. Prestasi siswa juga meningkat, proses belajar mengajar lebih menyenangkan, siswa menjadi aktif dan kreatif. Keberhasilan ini dapat ditunjukkan dengan tercapainya nilai siswa yang mencapai KKM lebih dari 85 persen.