Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Role Playing, Model Pembelajaran Jitu pada Materi Fabel

Fabel adalah salah satu jenis teks naratif dalam materi pelajaran bahasa Inggris yang bisa menyenangkan apabila disajikan dengan tepat.

Editor: galih permadi
IST
Rina Harju Wijayanti, S.Pd., SMP N 4 Bojong Kabupaten Pekalongan 

Oleh: Rina Harju Wijayanti, S.Pd., SMP N 4 Bojong Kabupaten Pekalongan

Fabel adalah salah satu jenis teks naratif dalam materi pelajaran bahasa Inggris yang bisa menyenangkan apabila disajikan dengan tepat. Disisi lain, keterampilan berbicara menjadi hal yang sulit. Ini bisa dilihat dari hasil belajar sebelumnya bahwa hampir 50 persen dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM terutama pada K.D. 4.7 yaitu menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks naratif, lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait fairy tales. Oleh karena itu penulis selaku guru di kelas IX di SMPN 4 Bojong menerapkan model Role Playing sebagai solusi alternatif.

Menurut Komalasari (2014), Role Playing adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Sedangkan menurut Winkel dalam (Purwanto, 2016) belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari penjelasan diatas sangatlah selaras kalau Role Playing tepat karena proses pembelajarannya melibatkan proses mental siswa secara maksimal yang menghendaki aktivitas siswa untuk berfikir dan pembelajaran diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.

Adapun langkah – langkah dari model pembelajaran role playing sebagai berikut:(1) Guru menyusun atau menyiapkan skenario atau naskah fabel yang akan ditampilkan;(2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pembelajaran;(3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 5 orang;(4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;(5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario;(6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati drama atau pertunjukkan;(7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok;(8) Masing-masing kelompok memyampaikan hasil kesimpulannya;(9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

Kelebihan Role Playing :(1) Memberikan kesan yang kuat dan lama terhadap ingatan peserta didik:(2) Menarik bagi peserta didik, sehingga menjadikan kelas menjadi antusias dan dinamis;(3) Membangkitkan semangat dalam diri peserta didik serta menumbuhkan kebersamaan;(4) Peserta didik bisa terjun langsung dalam memerankan sesuatu yang hendak di bahas dalam kegiatan belajar. Kekurangannya adalah:(1) Membutuhkan waktu yang lama dalam kegiatan skenario;(2) Peserta didik sering mengalami kesulitan dalam memainkan peran;(3) Kegiatan bermain peran tidak akan maksimal jika suasana kelas tidak memadai;(4) Jika peserta didik tidak dipersiapkan dengan sungguh-sungguh maka skenario tidak akan berjalan dengan baik.

Evaluasi yang diperoleh adalah adanya peningkatan secara signifikan dalam proses belajar terkait minat, motivasi serta aktivitas karena siswa dapat menghayati peran dan menghargai perasaan orang lain serta dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab. Hasil belajar siswa meningkat terutama pada nilai keterampilan berbicara. Salah satu penyebabnya adalah pada langkah kedua siswa diberi kesempatan untuk mempelajari naskah fabel tersebut. Siswa bisa menghayati peran dengan mengetahui arti dan cara melafalkan setiap kata dengan mimik, intonasi dan gestur yang mendekati penutur asli.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved