berita Sragen
Bio Hadikesumo Ubah Pola Pikir UMKM di Sragen Jadi Pebisnis
Bio Hadikusumo lakukan revolusi mental kepada pelaku UMKM di Sragen menjadi pebisnis.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Bio Hadikusumo, seorang pelaku usaha yang berpengalaman selama 18 tahun melakukan revolusi mental kepada pelaku UMKM di Kabupaten Sragen menjadi pebisnis.
Bio sapaan akrabnya itu beberapa hari lalu berbagi pengalamannya dalam membina dan mendidik UMKM di Kabupaten Sragen dalam skala nasional.
Owner dari BHMTC sebuah lembaga konsultan pengembangan UMKM itu mengatakan telah melakukan gerakan revolusi mental selama lima tahun terakhir dari 18 tahun perjalanannya dalam membina UMKM di Indonesia.
Ia mengatakan, salah satu tujuan dari revolusi mental ini adalah untuk mengubah pola pikir para pelaku usaha yang cenderung selama ini beranggapan sebagai bahwa mereka adalah UMKM dan bukan pebisnis.
"Banyak kekeliruan dan pemahaman tentang definisi diri yang terjadi di teman-teman pelaku usaha. UMKM akan selalu identik sebagai pelaku usaha yang perlu bantuan, dan ini akan berlawanan dengan kata prinsip kemandirian bagi seorang pelaku usaha," kata Bio kepada Tribunjateng.com.
Menurutnya, pola pikir akan melahirkan persepsi, persepsi melahirkan emosi, emosi menentukan prilaku, prilaku akan membentuk karakter dan kemudian akan menentukan nasib dan masa depan.
"Coba saja merefleksikan diri, kenapa saat menjadi karyawan bagi orang lain kita mau bekerja secara professional, di gaji dan kerja pakai target."
"Sedangkan saat menjalankan usaha sendiri, kenapa malah mengizinkan mengambil uang perusahaan dan tidak di gaji, itu kan ironis sekali mentalnya," tambah Bio
Persepsi ini dibenarkan, Vicky Kurniawan pelaku usaha keripik pangsit asal Sambungmacan. Dia mengatakan pebisnis dan UMKM itu berbeda.
Dia mengatakan, berpikir sebagai UMKM biasanya akan cenderung manja dan selalu berharap dengan program pemerintah. Sedangkan pebisnis ialah mitra pemerintah yang mandiri.
"Ternyata berpikir menjadi pebisnis dan menjadi UMKM itu ada perbedaan. Berpikir sebagai UMKM biasanya akan cenderung manja dan selalu berharap dengan program pemerintah,"
"Sedangkan kalau sebagai pebisnis, justru sebenarnya kita ini adalah mitra pemerintah yang mandiri dan tidak selalu harus bergantung pada pemerintah,"katanya.
Hal senada disampaikan oleh Mufida Asti Nurlaili, owner Shibory dan Ecoprint Onelix Sragen. Ia mendapatkan banyak insight setelah mengikuti sharing session Revolusi Mental bersama Bio Hadikesuma.
"Cara penyampaian, Mas Bio yang ringan dan berbobot itu membuat kita jadi berpikir dan bertanya ke diri sendiri. Ternyata selama selama ini banyak dari UKM itu yang tidak fokus, termasuk saya," kata Asti. (*)