Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Tingkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran PBL

Pendidikan nasional dapat dijelaskan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Editor: galih permadi
IST
Karmini, S.Pd.SD., Guru SDN 04 Siremeng, Pemalang 

Oleh: Karmini, S.Pd.SD., Guru SDN 04 Siremeng, Pemalang

Pendidikan nasional dapat dijelaskan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua itu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam tujuan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, cepat dan tanggap. Selain itu, dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Siswa akan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam kurikulum 2013 ini juga diberikan atau dimasukkan unsur-unsur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk siswa yang berkarakter.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran kurikulum 2013 tersebut, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya. Karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Peran guru yang paling dominan, yaitu guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator serta guru sebagai evaluator.

Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 04 Siremeng materi Sistem tata surya menuntut guru untuk mengevaluasi diri. Disinilah kompetensi guru diuji, guru harus mampu merancang perbaikan pembelajaran. Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi Sistem tata surya kelas VI SDN 04 Siremeng semester 2 guru memilih model pembelajaran problem-based learning.

Menurut Kamdi (2007: 77), Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa.Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting,Pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa,kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum.Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).Pertama,problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat,kemudian menghafal materi pelajaran,tetapi melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi,mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan.Kedua,aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.Problem based learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung.Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Langkah-langkah model Problem Based Learning, Pertama orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Kedua mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Menurut Rohman (2011:189) tujuan PBL untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa,Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya,Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata, Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari,

Pada dasarnya esensi utama yang diperhatikan adalah sikap siswa untuk proaktif dalam pembelajaran untuk menghasilkan pemahaman dan ketahanan pengetahuan yang lebih baik. Dengan Problem Based Learning ketuntasan klasikal mengalami peningkatan, dari yang semula 54 persen menjadi 89 persen , ini berarti bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 04 Siremeng mapel IPA materi sitem tata surya mengalami peningkatan, Selain itu kemampuan mengatasi masalah juga bisa membantu siswa dalam pemikiran kritis, kolaborasi, komunikasi dan keterampilan belajar mandiri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved