Berita Jateng
Kemiskinan dan Pengangguran di Jawa Tengah Turun Selama Tahun 2022
Di tahun 2022, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah turun. Data itu disampaikan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jateng.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tahun 2022, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah turun.
Data itu disampaikan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jateng yang memaparkan kondisi makro ekonomi regional Jawa Tengah pada triwulan III tahun anggaran 2022.
Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2022 sebesar 10,93 persen, turun 0,86 % dibandingkan Maret 2021 (yoy).
Meski demikian pertumbuhan makro ekonomi di Jateng sedikit melambat yakni di angka 5,28 % (yoy), dibanding periode tahun sebelumnya yang sebesar 5,66 % .
Sementara itu Tingkat Pengangguran Agustus 2022 sebesar 5,57 % , turun 0,38 % dibandingkan Agustus 2021 (yoy).
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jateng Muhdi menyebut angka tersebut menjadi tanda bahwa strategi kebijakan fiskal terkait pengelolaan APBN dan APBD di Jawa Tengah telah memberikan kontribusi berupa peningkatan kinerja pengelolaan anggaran yang lebih baik.
"Hal ini ditandai dengan realisasi pendapatan yang berasal dari APBN dan APBD sampai dengan 30 November tercatat sebesar Rp185,06 triliun atau 93,78 % dari target." ucap Muhdi dalam keterangan tertulis.
Realisasi pendapatan yang berasal dari APBN sebesar Rp90,44 triliun (97,69 % dari target) dan APBD sebesar Rp94,62 triliun (90,31 % dari target).
Kinerja pendapatan APBN mengalami peningkatan Rp13,06 triliun, tumbuh 16,88 % (yoy).
"Sumbangan terbesar pendapatan tersebut berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp84,35 triliun (96,20 % ), atau berkontribusi sebesar 93,27 % terhadap total pendapatan APBN."
"Realisasi penerimaan Perpajakan sampai dengan akhir November 2022 bersumber dari penerimaan Pajak sebesar Rp42,23 triliun (102,99 % dari target), secara nominal tumbuh 21,91 % (yoy), dan penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp42,12 triliun (90,23 % dari target), atau secara nominal tumbuh positif 12,02 % (yoy) ditopang pertumbuhan penerimaan Cukai, dan Bea Masuk." tambahnya.
Sementara itu, kinerja pendapatan APBD masih didominasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), sampai dengan 30 November 2022 tercatat sebesar Rp61,50T (94,30 % ) atau berkontribusi 65,00 % dari total pendapatan APBD Jawa Tengah.
Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dana dari pemerintah pusat melalui dana TKDD masih cukup tinggi.
Sementara itu realisasi Belanja di Jawa Tengah sampai dengan akhir November 2022 telah mencapai Rp112,67 triliun atau 76,6 % dari alokasi tahun 2022 sebesar Rp147,07 triliun.
Belanja negara diupayakan terus berakselerasi untuk memberikan manfaat optimal bagi pertumbuhan ekonomi.