Berita Kendal

Warkop Pucuk’e Kendal 24 Jam Menyala dari PLTMH, Omset Rp 42 Juta Per Bulan Pengungkit Ekonomi Warga

Bola-bola lampu di Warung Kopi Pucuk’e Kendal menyala terang 24 jam. Tak pernah padam.

Penulis: yayan isro roziki | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Yayan
Warga melintas di dekat rumah generator PLTMH Ngesrepbalong, di Kecamatan Limbanga, Kabupaten Kendal, kemarin. PLTMH ini mampu menghasilkan listrik 3.000 watt yang diperuntukkan untuk penerangan Warung Kopi Pucuk'e Kendal yang berada di Dusun Gunungsari, desa setempat. 

TRIBUNJATENG, KENDAL – Bola-bola lampu di Warung Kopi Pucuk’e Kendal menyala terang 24 jam. Tak pernah padam. Warung kopi mandiri energi ini, berada di sisi utara kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Hanya berjarak ratusan meter dari Curug Lawe Secepit.

Memang, warung kopi ini berada di salah satu ujung Kabupaten Kendal, di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dihimpit hutan dan jurang, serta berada di puncak paling atas dari perkampungan setempat. Karena itu, diberi nama Warung Kopi Pucuk’e Kendal.

Lampu-lampu listrik selalu menyala terang dari pagi hingga malam, mulai akses jalan sepanjang ratusan meter hingga sampai di lokasi Warung Kopi Pucuk’e Kendal. Kebutuhan listrik selama 24 jam di Warung Kopi Pucuk’e Kendal tak dipasok oleh PLN. Melainkan, dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohdiro (PLTMH) berkekuatan 3.000 watt, yang di-support oleh Indonesia Power, dengan memanfaatkan sumber daya air setempat yang melimpah.

Warung kopi mandiri energi ini mulai berdiri pada tahun 2020, dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunungsari Pucuke Kendal. Kini, Warung Kopi Pucuk’e Kendal tak pernah sepi pengunjung. 

Dalam satu bulan, omsetnya bisa mencapai lebih dari Rp42 juta. Warung Kopi Pucuk’e Kendal dengan PLTMH Ngeserpbalong menjadi pengungkit ekonomi dan memberikan penghidupan lebih baik untuk warga sekitar.

Bermula dari pandemic Covid-19

Pengunjung Warung Kopi Pucuk'e Kendal, di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, sedang menikmati suasana sore selepas hujan deras, kemarin. Lampu yang 24 jam menyala di warung kopi ini, serta kebutuhan warung lainnya, menggunakan listrik dari PLTMH Ngesrepbalong, yang berada di dekat Warung Kopi Pucuk'e Kendal.
Pengunjung Warung Kopi Pucuk'e Kendal, di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, sedang menikmati suasana sore selepas hujan deras, kemarin. Lampu yang 24 jam menyala di warung kopi ini, serta kebutuhan warung lainnya, menggunakan listrik dari PLTMH Ngesrepbalong, yang berada di dekat Warung Kopi Pucuk'e Kendal. (Tribun Jateng/ Yayan)

Anggota Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal sekaligus pengelola PLTMH Ngeserpbalong, Ahmad Sarifudin, mengatakan Warung Kopi Pucuk’e Kendal berdiri pada awal 2020, saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia. Kala itu, banyak warga di Gunungsari yang dirumahkan, karena dampak pandemi. Sementara, anak-anak sekolah dan mahasiswa juga mulai belajar secara dalam jaringan (daring).

“Awalnya, karena pandemi banyak pekerja dirumahkan, anak-anak sekolah dan kuliah juga belajar dari rumah. Kita jadi sering nongkrong bareng di sini, kalau malam gelap-gelapan, karena listrik tak masuk sampai sini,” kata Udin –sapaan akran Ahmad Sarifudin-, saat ditemui di Warung Kopi Pucuk’e Kendal, kemarin.

Dari obrolan santai saat kumpul itu, tercetuslah ide membuat warung kopi di sini. Selain untuk nongkrong warga setempat, kata Udin, bisa juga dikembangkan sebagai pengungkit perekonomian warga. Konsepnya, semua kebutuhan warung kopi harus dari warga lokal. Terlebih, di sekitar kampung banyak warga yang menanam kopi.

“Tapi kendala lainnya adalah listrik. Karena di sini belum ada penerangan. Maka, muncullah ide membuat PLTMH. Beberapa warga di sini dulu kan ada yang kerja di perkebunan teh di Medini, dulu di sana ada PLTMH-nya. Sedikit-sedikit tahu soal itu,” terang Udin.

Warga yang tergabung dalam Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal pun membuat PLTMH Ngeserpbalong dengan peralatan sederhana, dari barang-barang bekas yang tersedia. Mulai dari paralon untuk mengalirkan air, hingga dinamo penggeraknya pun menggunakan barang bekas.

“Velg sepeda bekas kita las, kita kasih seperti kincir itu. Pipanya dari bekas, dinamonya juga. Semuanya barang bekas. Setelah kita coba-coba, ternyata bisa nyala lampunya, artinya bisa menghasilkan listrik,” terangnya.

Dituturkan, mulanya daya listrik yang dihasilkan belum stabil. Dari generator berkapasitas 5.000 watt, listrik yang dihasilkan hanya sekitar 1.000 watt. Namun, sambung dia, itu sudah cukup untuk menerangi jalan menuju warung, dan seluruh area Warung Kopi Pucuk’e Kendal.

Setelah sekitar setahun berjalan, sambung dia, Pokdarwis Gunungsari Pucuke Kendal mendapat bantuan mesin generator baru berkapasitas 1.000 watt dari Indonesia Power. Tak lama kemudian, Indonesia Power kembali memberikan bantuan mesin generator berkapasitas 3.000 watt.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved