Berita Nasional
Epidemiolog: Pencabutan PPKM Sangat Rawan dan Berisiko
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai hal itu membuat Indonesia berada dalam kondisi rawan dan sangat berisiko.
Komponen yang kedua adalah upaya lingkungan, seperti meningkatkan sirkulasi udara dengan memasang filtrasi udara di tiap tempat, meliputi kantor, ruangan, rumah, permukaan.
Komponen ketiga adalah surveilans, meliputi testing, tracing, treatment (3T), isolasi saat terkena Covid-19, dan karantina.
"Ketika ini dicabut ketetapannya, harapannya sudah membangun kemandirian dan masyarakat sudah memiliki kemampuan menilai risiko dengan melakukan isolasi karantina, tapi masih jadi PR," tutur Dicky.
Komponen lainnya adalah memperketat pengawasan keluar masuk turis asing maupun WNI yang tinggal di luar negeri.
Sedangkan saat ini, pemerintah belum menetapkan kebijakan serupa ketika Covid-19 di sebagian negara kembali melonjak.
"Ketika dicabut, sistem (pengawasan) itu harusnya sudah ada, melekat pada SOP, sehingga mampu meningkatkan ketahanan kesehatan nasional dari ancaman penyakit apapun.
Saat ini risikonya besar, ditambah situasi Nataru dan situasi global yang rawan," jelas Dicky. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PPKM Dicabut, Epidemiolog: Kita dalam Posisi Sangat Rawan dan Berisiko"
Baca juga: Cabut Aturan PPKM, Jokowi Pastikan Bantuan Sosial Ini Tetap Berlanjut 2023