Pemerintah Kaji Penurunan Harga BBM Bersubsidi
pemerintah tidak ingin buru-buru mengambil keputusan, mengingat harga minyak mentah dunia kerap kali tidak konsisten.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah masih mempertimbangkan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi, menyusul turunnya harga BBM non-subsidi.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatawarta mengatakan, pemerintah tidak ingin buru-buru mengambil keputusan tersebut meski harga minyak mentah dunia saat ini cenderung mengalami penurunan.
Menurut dia, harga minyak mentah dunia kerap kali tidak konsisten dan cenderung sangat fluktuatif.
“Kita harus mewaspadai kemungkinan gejolak harga minyak dunia. Ini perlu diantisipasi dan dicermati, dan tidak buru-buru,” ujarnya, dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (1/3).
Isa menuturkan, pertimbangan untuk menurunkan harga BBM subsidi tidak hanya mengacu pada harga minyak global, tetapi juga harus berdasarkan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Selain itu, meski pemerintah menaikkan menaikkan harga BBM pada September lalu, volume subsidi dan kompensasi justru mengalami peningkatan.
Sebagai informasi, realisasi subsidi dan kompensasi energi sepanjang 2022 mencapai Rp 551,2 triliun.
Resalisasi itu meningkat Rp 49,2 triliun dari yang sudah dianggarkan sebesar Rp 502 triliun.
Sementara realisasi volumenya mencapai 16,5 juta, meningkat dari yang ditargetkan sebesar 15,6 juta.
Isa berujar, tambahan anggaran Rp 49,2 triliun tersebut berasal dari anggaran kegiatan atau program yang tidak terealisasi.
“Untuk memenuhi (kelebihan-Red) kebutuhan pembayarann subsidi dan kompensasi energi, kita memanfaatkan beberapa pagu anggaran dari kegiatan yang pada akhirnya tidak terealisasi,” jelasnya. (Kontan.co.id/Siti Masitoh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.