Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Strategi Khusus Menangkap Lukas Enembe, Pantau Orderan Nasi Bungkus untuk Massa, Lalu Bergerak

Untuk menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe ternyata diperlukan strategi khusus. Yakni pemantauan transaksi terkait pemesanan nasi bungkus

Editor: muslimah
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo
Gubernur Papua Lukas Enembe naik pesawat untuk dibawa ke Jakarta. 

TRIBUNJATENG.COM - Untuk menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe ternyata diperlukan strategi khusus.

Lukas Enembe merupakan tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi.

Butuh waktu panjang untuk bisa menangkap Enembe.

Tujuannya adalah agar penangkapan bisa sukses dan tidak menimbulkan suasana chaos.

Strategi penangkapan Lukas Ebembe dibeberkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam wawancara khusus di Kantor Redaksi Kompas, Menara Kompas, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam wawancara khusus di Kantor Redaksi Kompas, Menara Kompas, Jakarta, Kamis (30/1/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Strategi yang dimaksud adalah pemantauan transaksi terkait pemesanan nasi bungkus oleh Lukas yang dibagikan kepada massa pendukung yang berjaga di depan rumahnya.

Mahfud menjelaskan pemantauan ini dilakukan lantaran jumlah massa pendukung Lukas Enembe dianggap sudah menurun.

Baca juga: Sosok Gubernur Papua Lukas Enembe Dikabarkan Ditangkap KPK, Pernah Dideportasi dari Papua Nugini

Baca juga: Detik-detik Pelecehan di Magelang, Putri Candrawathi: Suara Pintu, Tiba-tiba Brigadir J di Kakinya

"Kita punya juga catatan dari catering untuk makanan yang suka duduk-duduk di depan rumah itu sehari turun, sehari turun, kita menghitung tiap hari ada catatannya sehingga nangkapnya lebih gampang," ujar Mahfud dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kemenko Polhukam, dikutip dari YouTube Kemenko Polhukam, Rabu (11/1/2023).

Kendati demikian, Mahfud menegaskan pengamanan di Jayapura pasca-penangkapan Lukas Enembe tetap dibutuhkan meski massa yang berjaga mulai menurun.

"Kita jelaskan makin hari makin berkurang sampai akhirnya juga tidak ada, kecuali masyarakat adat 'kan gitu aja, berkurang-berkurang, tapi kita tetap harus pengamanan maksimal," beber Mahfud.

Lebih lanjut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengungkapkan adanya kemungkinan akan menangkap pihak lainnya yang terlibat dalam kasus ini.

"Kalau orang lain ya, ya mungkin aja namanya korupsi, kolusi, kalau kolusi itu pasti melibatkan lebih dari satu orang, bisa lima, bisa tujuh, bisa macam-macam, sekarang 'kan baru dua," jelasnya.

Sebelumnya, penangkapan dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Lukas Enembe.

Berdasarkan penjelasan dari Ketua KPK, Firli Bahuri, penyidik dibantu Brimob Polda Papua menangkap Lukas Enembe pada pukul 12.27 WIT, Selasa (10/1/2023), ketika Lukas akan menuju Mamit Tolikara melalui Bandara Sentani.

Firli menduga Lukas Enembe akan meninggalkan Indonesia.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved