Berita Sukoharjo

Pemkab Pastikan Sukoharjo Nihil Kasus Antraks, Ini Imbauan untuk Peternak

Temuan kasus warga di Kabupaten Wonogiri positif Antraks beberapa waktu lalu menjadi perhatian pemerintah daerah setempat

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Khoirul Muzaki
Pengecekan kesehatan hewan oleh petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo. (*) 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Temuan kasus warga di Kabupaten Wonogiri positif Antraks beberapa waktu lalu menjadi perhatian pemerintah daerah setempat. 

Pemerintah Kabupaten  Sukoharjo pun ikut mengantisipasi agar penyakit itu tidak menjangkiti ternak atau warga di daerahnya.

Penyebab penyakit anthrax pada sapi adalah infeksi bakteri Bacillus anthracis.  

Penyakit ini tidak menular antar manusia, melainkan ditularkan hewan yang sakit ke manusia (zoonosis). 

Baca juga: Suka Sepakbola, Para Mahasiswa Papua Dapat Hadiah Jersey dari Polres Sukoharjo

Baca juga: 36 Anak Putus Sekolah di Banyumas Diberangkatkan ke Sukoharjo, 6 Bulan Dilatih Keterampilan

Dalam kondisi paling parah, penyakit ini bisa mengakibatkan kematian pada ternak atau manusia yang tertular.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Arif Rahmanto memastikan, sejauh ini, tidak ada temuan kasus hewan maupun manusia yang terjangkit penyakit antraks

"Tidak ada, " katanya, Rabu (18/1/2023) 

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit itu di Kabupaten Sukoharjo, pihaknya telah menyiapkan petugas di lapangan. 

Petugas itu bertugas melakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan ternak sapi dan lingkungannya.

Jika ditemukan kasus hewan atau warga dengan gejala mirip antraks, petugas akan segera melapor ke Dinas Pertanian untuk mendapatkan penanganan cepat. 

"Bila ada kasus bisa segera dilaporkan, " katanya

Arif pun membagikan tips agar warga dan hewan ternaknya terhindar dari antraks

Peternak diimbau selalu menjaga kesehatan ternak dengan cara memperhatikan peliharaannya secara umum, misal nafsu makan berkurang, gemetar, gelisah, susah bernafas, demam dan lesu, dan keluar darah dari lubang lubang tubuh. 

Untuk pencegahannya, masyarakat diharap bisa menghindari membeli ternak yang sakit.  Masyarakat juga dilarang menyembelih hewan yang sakit untuk dimakan dagingnya.

Bangkai hewan yang sakit juga harus dijauhkan dari jangkauan manusia, misal bisa dibakar atau dikubur dalam. 

"Bangkai hewan yang mati harus dibakar habis atau dikubur dalam dalam, " katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved