Bahlil Pesimistis Target Investasi Tahun Ini Rp 1.400 Triliun Tercapai
kondisi ekonomi global yang dinilai masih gelap bakal berdampak pada capaian nilai investasi 2023.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan nilai investasi pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun. Jumlah itu naik Rp 200 triliun dibandingkan dengan target yang dipatok pada tahun lalu Rp 1.200 triliun.
Sementara, realisasi investasi sepanjang tahun lalu tercatat melampaui target yang dipatok, yakni mencapai Rp 1.207,2 triliun.
Menteri Investasi, sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, sulit untuk mencapai target nilai investasi tahun ini.
"Jujur saja, tahun 2023 adalah tahun berat bagi Republik Indonesia," katanya, kepada Wartawan, dikutip Rabu (25/1).
Menurut dia, kondisi ekonomi global yang dinilai masih gelap bakal berdampak pada capaian nilai investasi 2023.
Bahkan, kondisi domestik pun turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, Bahlil menuturkan, tahun ini Indonesia telah memasuki tahun politik.
Di sisi lain, ancaman resesi tengah menghantam di sejumlah negara.
"Outlook 2023 yang tadi ditanyakan berangkat dari dua pemikiran. Pertama, kondisi global. Kedua, kondisi domestik," jelasnya.
Meski demikian, Bahlil berjanji bakal bekerja keras untuk mencapai target investasi yang sudah ditetapkan Presiden Jokowi.
"Ini sudah sangat paten, mudah-mudahan target tahun ini Rp 1.400 triliun bisa tercapai, tambah kerja ekstra untuk capai ini," ujarnya.
Bahlil menyoroti dua tantangan besar dalam mencapai target investasi sebesar Rp 1.400 triliun di 2023. Hal pertama adalah kondisi ekonomi global yang tidak bisa dipastikan.
"Bahkan beberapa lembaga dunia mengatakan bahwa potensi resesi itu sangat besar, tinggal hari ini yang menjadi diskusi kami berapa dalam resesi itu. Dalamnya dalam sekali atau tidak terlalu dalam," ucapnya.
Menurut dia, kondisi ekonomi global yang sulit diprediksi bakal menambah kompetisi kuat antara negara berkembang lain untuk mendapat investor.
"Jadi di satu sisi adalah kondisi global yang enggak bagus, di sisi lain terjadi kompetisi yang maksimal, antarsesama negara untuk menarik foreign direct investment (FDI), terutama bagi negara-negara berkembang," bebernya.
Di sisi lain, Bahlil menyatakan, Indonesia sudah memasuki tahun politik. Sehingga, stabilitas ekonomi maupun politik harus dijaga sebaik mungkin. Pasalnya, hal tersebut bakal berdampak pada capaian investasi yang sudah ditargetkan.
"Satu hal kita punya persoalan. Tahun 2023 itu tahun politik, namanya tahun politik biarpun mau sumpah potong kucing itu pasti ada perasaan wait and see, ini outlook 2023. Nah caranya bagaimana, kita harus menjaga stabilitas," lanjutnya. (Tribunnews/Nitis Hawaroh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.