Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Bukan Orang Kaya, Dirut BPJS Kesehatan Sebut Kelompok PBI Paling Banyak Gunakan BPJS Kesehatan

Penerimaan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan tercatat mengalami peningkatan dalam kurun waktu hampir 10 tahun

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TribunJateng.com/Raka F Pujangga
Tangkapan layar zoom meeting virtual bersama Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti , Selasa (25/2/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penerimaan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan tercatat mengalami peningkatan dalam kurun waktu hampir 10 tahun.

Peningkatan terjadi menjadi lebih dari Rp 100 triliun, dari tahun 2014 sebesar Rp 40,7 triliun menjadi Rp 144 triliun pada tahun 2022 (unaudited).

Hal itu dikatakan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam acara Diskusi Publik Outlook 2023: 10 Tahun Program JKN, yang digelar secara hybrid, Senin (30/1/2023).

Ghufron mengungkapkan, di masa-masa awal beroperasi, BPJS Kesehatan sempat mengalami defisit.

Berbagai upaya dilakukan hingga Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan berangsur membaik, bahkan kini disebutkan dalam kondisi sehat.

Kesehatan keuangan DJS per 31 Desember 2022 tercatat sebesar 5,98 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan, sesuai ketentuan yang berlaku.

“Saat ini tidak ada lagi istilah gagal bayar rumah sakit. Bahkan kami bisa membayar sebagian biaya klaim rumah sakit sebelum diverifikasi untuk menjaga cashflow, sehingga rumah sakit bisa optimal melayani pasien JKN,” kata Ghufron.

Ghufron di sisi itu menyebutkan, kepesertaan JKN sendiri melonjak dari dari 133,4 juta jiwa pada tahun 2014 menjadi 248,7 juta jiwa pada 2022.

"Artinya, saat ini lebih dari 90 persen penduduk Indonesia telah terjamin Program JKN," sambungnya.

Khusus untuk peserta JKN dari segmen non Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang mencakup Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), dan Bukan Pekerja, pada tahun 2014 berjumlah 38,2 juta jiwa.

Tahun 2022, angka tersebut naik tajam menjadi 96,9 juta jiwa.

Ghufron memaparkan, dengan bertumbuhnya cakupan kepesertaan JKN, angka pemanfaatan pelayanan kesehatan turut meningkat.

Yakni dari 92,3 juta pemanfaatan pada tahun 2014, menjadi 502,8 juta pemanfaatan pada tahun 2022.

Ia menyebutkan, BPJS Kesehatan juga giat mengusung program promotif preventif, termasuk melalui skrining kesehatan.

Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari penyakit tertentu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved