Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mendag Desak Bulog Salurkan Beras Impor Langsung ke Pedagang Pasar

Mendag meminta Bulog memangkas alur distribusi beras ke pasar, agar beras seharga Rp 8.200/kg dapat dinikmati konsumen pasar tradisional.

Editor: Vito
Istimewa/Dok Humas Kementerian Perdagangan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengunjungi Pasar Rasamala, Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (2/12/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menurunkan harga beras di pasaran yang tercatat mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu dilakukan dengan mendorong penggelontoran cadangan beras pemerintah (CBP) di pasar.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut, harga beras saat ini cenderung stabil, tetapi masih pada posisi tinggi.

Ia pun meminta agar Perum Bulog dapat segera mendistribusikan beras impor yang akan digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.

Menurutnya, saat ini sudah ada 200.000 ton beras dari luar negeri masuk dari total 500.000 ton. "200.000 ton udah masuk, yang 300.000 ton akan sampai kepada Februari bulan ini," tuturnya, di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/1).

Untuk mempercepat penurunan harga beras, dia menambahkan, diperlukan juga kecepatan dalam mendistribusikan CBP melalui SPHP. Pasalnya, Zulkifli menyatakan, kecepatan distribusi menjadi penentu juga harga agar cepat turun.

"Diperlukan kecepatan untuk mendistribusikan beras ini sampai kepada apa namanya warung-warung rakyat di setiap kabupaten. Nah kecepatan ini menentukan harganya turun apa tidak," jelasnya.

Zulhas, sapaannya, juga telah berdiskusi bersama Kepala Perum Bulog Budi Waseso dan meminta untuk memangkas alur distribusi beras ke pasar.

Ia ingin beras seharga Rp 8.200/kg juga dapat dinikmati oleh konsumen pasar tradisional, terutama di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Menurut dia, beras dari Bulog yang didistribusikan melalui pedagang-pedagang besar memiliki potensi untuk dinaikkan harganya.

"Instrumen beras dari Bulog itu tidak hanya sampai pada pedagang-pedagang besar, tapi bagaimana beras dari Bulog yang dijual Rp 8.200/kg itu sampai di pasar-pasar tradisional," ucapnya.

Zulhas pun meminta agar rantai distribusi tersebut dapat dipotong, agar beras dari Bulog dapat langsung disalurkan ke pasar-pasar. Hingga pada akhirnya dapat menurunkan harga beras yang saat masih cenderung stabil tinggi.

Intervensi

Senada, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Rachmi Widiriani menyebut, CBP yang ada di Perum Bulog kini terus disalurkan sebagai upaya intervensi harga beras di pasaran.

Langkah intervensi harga beras melalui Program SPHP atau operasi pasar pun harus terus dilaksanakan Bulog. Operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog menggunakan stok CBP, baik dari impor dan dalam negeri.

Saat ini, ia menyebut, perkembangan harga beras di pasar sudah mulai turun. Ia mengklaim harga tidak mengalami lonjakan, meskipun belum memasuki musim panen.

Berdasarkan data Bapanas per 27 Januari 2023, harga beras medium rata-rata nasional ialah Rp 11.622/kg. Harga itu masih di atas harga eceran tertinggi yakni Rp 9.450/kg.

Rachmi menyatakan, harga beras yang belum kembali ke HET lantaran belum masuknya musim panen. Hingga Februari pun, produksi dalam negeri diperkirakan masih di bawah kebutuhan rata-rata bulanan.

"Hal ini menyebabkan harga gabah tinggi, yang tentu saja berdampak pada harga beras di eceran," jelasnya.

Ia pun meminta Bulog untuk terus menyalurkan beras dari CBP melalui program SPHP. Hal itu untuk menjaga pasokan ke pasar terjaga, sehingga masyarakat dapat membeli beras yang berkualitas sesuai dengan HET medium.

Rachmi mengungkapkan, saat ini beras SPHP dengan ukuran kantong 5 kg sudah ada di pasar-pasar. Bahkan, beras tersebut juga dapat dibeli melalui marketplace.

Melalui program SPHP, pemerintah menjaga agar harga beras stabil, yakni dengan cara menyediakan di pasar retail beras medium dengan harga HET.

"Kalau ditanya kapan turun, secara rata-rata nanti saat panen raya pasti akan turun. Perlu juga kita pahami bahwa harga beras di pasar beragam sesuai dengan kualitas dan merek. Konsumen beras juga beragam. Yang penting adalah masyarakat umum dapat membeli beras dengan harga HET, dan beras tersebut tersedia di pasar-pasar yang mudah diakses," jelasnya.

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas Senin (30/1), meminta jajarannya mewaspadai adanya kenaikan harga barang dan jasa. Terutama yang berkaitan dengan minyak goreng hingga beras.

"Kenaikan harga-harga barang dan jasa saya liat betul-betul harus diwaspadai. Pertama urusan beras, kedua berkaitan dengan minyak, minyak goreng dilihat betul," kata Jokowi. (Kontan.co.id/Ratih Waseso)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved