Berita Kudus

Kerja Sama PT Sriboga dan IAIN Kudus, Latih Bisnis Pelaku UMKM

Ratusan pelaku UMKM di Kabupaten Kudus dilatih manajemen bisnis oleh sejumlah ahli.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Rifqi Gozali
Pembukaan sharing bisnis UMKM kerja sama antara PT Sriboga dengan IAIN Kudus di aula lantai 4 Perpustakaan IAIN Kudus, Senin (30/1/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus dilatih manajemen bisnis oleh sejumlah ahli di aula lantai 4 Perpustakaan IAIN Kudus, Senin (30/1/2023). Pelatihan tersebut merupakan buah kerja sama antara PT Sriboga Flour Mill dan IAIN Kudus.

Manager Service & Empowerment PT Sriboga Flour Mill, Panca Indria Pristiawan, mengatakan, kerja sama pembinaan pelaku UMKM dengan sejumlah perguruan tinggi sudah pihaknya lakukan sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini pihaknya akan tour 10 kota dengan melibatkan sejumlah perguruan tinggi. Kerja sama dengan IAIN Kudus ini merupakan yang pertama pada tahun ini.

“Kerja sama dengan perguruan tinggi sudah lama. Tapi perguruan tinggi yang regular baru dua atau tiga tahun ini. Sebelumnya kami kerja sama dengan sekolah tinggi perhotelan,” kata Panca Indria.

Dalam pelatihan yang digelar di kampus IAIN Kudus tersebut diikuti oleh 130 pelaku UMKM binaan PT Sriboga. Mereka tidak datang dari berbagai daerah di sekitar Kudus. Selain itu, ada 50 UMKM binaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Kudus yang juga ikut dalam pelatihan bertajuk ‘Sharing Bisnis UMKM’.

“Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi karena kampus sebagai sumber ilmu yang bisa diberikan kepada para pelaku UMKM,” kata Panca.

Dalam pelatihan kali ini para pelaku UMKM diajari bagaimana cara merawat pelanggan oleh pelaku usaha langsung yaitu Irfan Wahyudi pemilik usaha Bakpia 701. Selain itu, mereka juga diajari manajemen keuangan UMKM oleh dosen FEBI IAIN Kudus, Jadzil Baihaqi. Untuk melengkapi keseruan, pelaku UMKM juga diajak baking demo dengan memberikan pelatihan resep-resep inovatif kepada pelaku usaha yang mayoritas berbasis terigu.

“Yang biasanya bikin donat,coba bikin roti manis. Yang biasanya bikin roti manis coba bikin pizza,” kata dia.

Dia tidak menampik jika selama ini perguruan tinggi sudah menjalin kerja sama atau melakukan pembinaan kepada para pelaku UMKM. Dengan adanya kerja sama dengan pihaknya, kata dia, tentu cakupan binaan bisa lebih luas.

Sharing bisnis UMKM kerja sama antara PT Sriboga dengan IAIN Kudus di aula lantai 4 Perpustakaan IAIN Kudus, Senin (30/1/2023).
Sharing bisnis UMKM kerja sama antara PT Sriboga dengan IAIN Kudus di aula lantai 4 Perpustakaan IAIN Kudus, Senin (30/1/2023). (Tribun Jateng/Rifqi Gozali)

Dalam jalinan kerja sama dengan perguruan tinggi tersebut pihaknya memang belum melibatkan mahasiswa. Namun untuk melibatkan mahasiswa sudah ada dalam rencana. Pihaknya siap untuk memberikan materi untuk mahasiswa jelang KKN agar saat terjun di masyarakat memiliki bekal dalam melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM di  bidang kuliner.

Rencana untuk melibatkan mahasiswa itu disambut positif oleh IAIN Kudus. Dekan FEBI IAIN Kudus, Wahibur Rakhman, mengatakan, bagi mahasiswa yang nanti mengambil mata kuliah praktik pengalaman lapangan (PPL), bertugas melakukan pendampingan UMKM. Pendampingan itu meliputi cara membuat laporan keuangan sampai memanfaatkan teknologi misalnya membuka toko daring.

“Jadi ada 27 ribu UMKM di Kudus menjadi konsentrasi  kami. Praktik PKL PPL kami konsentrasikan ke sana,” kata dia.

Rakhman melanjutkan, terkait rencana menggarap pelaku UMKM di Kudus pihaknya sudah komunikasi dengan dinas yang membidanginya. Ditambah adanya rencana dari PT Sriboga dalam melibatkan mahasiswa, tentu peluang itu langsung ditangkap. Apalagi jumlah mahasiswa FEBI saat ini sekitar 3.800 mahasiswa.

“Arah kompetensi kami semua kami arahkan ke UMKM. Di kami sudah dibekali mata kuliah akuntansi keuangan UMKM. Jadi begitu keluar ada manfaatnya,” kata dia.

Sementara Wakil Rektor II IAIN Kudus, Ahmad Supriyadi, mengatakan, bekal kecakapan usaha di bidang UMKM memang perlu dimilliki oleh mahasiswa. Ketika mereka nanti selesai mengenyam pendidikan dari kampus, sudah memiliki bekal untuk berwirausaha. Tentu tidak serta merta kecakapan itu dikantongi tanpa adanya latihan dan mental. Adanya konsentrasi ke bidang UMKM setidaknya membuat mahasiswa memiliki modal awal berupa mental.

“Mahasiswa juga butuh untuk duduk bersama dengan para owner UMKM,” kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved