Berita Semarang
Sektor Jasa Keuangan hingga Pertambangan dan Penggalian Jateng Terdepresiasi pada Kuartal IV/2022
BPS catat dari 17 lapangan usaha, 3 di antaranya alami kontraksi pada kuartal IV.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat dari 17 lapangan usaha, tiga di antaranya mengalami kontraksi pada kuartal IV/2022.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana menyebutkan, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh negatif sebesar -8,23 persen.
"Ada beberapa sektor yang pertumbuhan tahunannya rendah, padahal secara nasional terjadi pertumbuhan. Seperti yang disampaikan tadi (pada rilis pertumbuhan ekonomi secara nasional) pada pertambangan dan penggalian baik di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi karena saat ini harga batubara di Kalimantan sedang meningkat termasuk nikel yang dihasilkan Sulawesi Tengah dan Mauku Utara terjadi peningkatan.
Sedangkan di Jateng, justru pertumbuhan pertambangan dan penggalian terdepresiasi," jelas Adhi di saat konferensi pers secara hybrid, Senin (6/2/2023).
Adhi di sisi itu melanjutkan, dua sektor lain mengalami kontraksi secara tahunan di kuartal IV/2022 yakni lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang mengalami kontraksi sebesar -7,39 persen serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -1,25 persen.
"Mudah-mudahan ke depan ini bisa ditingkatkan kembali, karena terus terang perbankan dan jasa keuangan ini digunakan oleh seluruh sektor lain. Kalau pertumbuhannya relatif rendah, otomatis sektor lain juga akan tertarik turun," jelasnya.
Ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2022 (y-on-y) sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 5,24 persen. Pertumbuhan ini tercatat melambat dari capaian triwulan IV/2021 yang tumbuh sebesar 5,41 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan antara lain transportasi dan pergudangan sebesar 62,78 persen; penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 17,32 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,36 persen.
Selanjutnya, keempat lapangan usaha yang memiliki peran dominan juga mencatatkan pertumbuhan positif diantaranya industri pengolahan tumbuh sebesar 2,67 persen; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil & sepeda motor tumbuh sebesar 5,46 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 3,82 persen dan konstruksi tumbuh sebesar 5,54 persen.
Lapangan usaha lainnya yang tumbuh positif di antaranya jasa perusahaan sebesar 5,67 persen; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 4,03 persen; dan real estate sebesar 3,25 persen.
Sementara itu, ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2022 (q-to-q) tumbuh sebesar 0,63 persen. Pertumbuhan ini juga mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III-2022 (q-to-q) yang tumbuh sebesar 1,34 persen.
Pada periode ini, dari 17 lapangan usaha yang sebagian besar tumbuh positif, masih terdapat empat lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
Kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terkontraksi sebesar -10,10 persen; diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar -6,51 persen; jasa keuangan dan asuransi terkontraksi sebesar -1,29 persen serta pertambangan dan penggalian sebesar -0,64 persen. (*)
4 Strategi Sukses Meminta Kenaikan Gaji Agar Langsung Disetujui Atasan |
![]() |
---|
Konser Kebangsaan Serukan Ajakan Merawat Keharmonisan Kota Semarang |
![]() |
---|
Ketika Emas Jadi Solusi di Tengah Lonjakan Harga Properti |
![]() |
---|
BMKG Ingatkan Warga Semarang: Awas Panas Ekstrem Oktober 2025 |
![]() |
---|
BRI Semarang Gandeng HIPMI Jateng: Luncurkan Kartu Kredit Eksklusif Untuk Pengusaha Muda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.