Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Demokrat: Ada yang Cemas Anies Baswedan Jadi Presiden 2024

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menduga ada sejumlah pihak khawatir jika Anies Baswedan menjadi presiden pada 2024. 

Editor: m nur huda
Tribunnews.com/Naufal Lanten
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menduga ada sejumlah pihak mulai dari tokoh hingga pemimpin yang khawatir jika Anies Baswedan menjadi presiden pada 2024. 

Meski demikian, rencana ketiga parpol itu untuk membentuk koalisi dengan nama Koalisi Perubahan hingga kini belum terealisasi. Malahan, beredar isu Partai Nasdem bermanuver bakal meninggalkan Anies.

Hal itu antara lain terkait dengan pertemuan Ketua Umum Nasdem dengan sejumlah tokoh, seperti Luhut Bindsar Panjtan, serta kunjungannya ke Partai Golkar yang diketahui telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Langkah Partai Nasdem itu kemudian diikuti PKS yang juga mengunjungi Partai Golkar. Berikutnya, Partai Demokrat juga dikabarkan berencana untuk mengunjungi Partai Golkar.

Adapun, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyatakan, pihaknya akan tetap bertemu dengan PKS dalam konteks besar. Hal itu diungkapkan menanggapi pertemuan Partai Golkar-dengan PKS pada Selasa (7/2).

Menurut dia, pertemuan keduanya akan terjadi dalam kontestasi 5 tahunan dunia politik atau pemilu 2024. Hal itu disampaikan Doli seraya merespon ajakan PKS untuk bergabung dalam Koalisi Perubahan saat partai pimpinan Ahmad Syaikhu itu menyambangi markas Partai Golkar.

"Tapi kami (PKS dan Golkar-Red) sepakat dalam konteks besar, kita akan ketemu," terangnya, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Selasa (7/2).

"Ketemunya di mana? Tadi menjaga demokrasi. Salah satu bentuknya adalah bahwa kita harus mengikuti tradisi jadwal konsensus yang sudah kita sepakati bahwa pemilu itu 5 tahun sekali, dan sekarang tahapan pemiunya sudah berjalan," sambungnya.

Dengan begitu, Doli menyimpulkan kalau kedua partai tersebut telah saling menghargai jalur politiknya masing-masing. Dalam artian, Golkar akan tetap berkontestasi bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan PAN dan PPP, sementara PKS bersama Partai Nasdem dan Partai Demokrat di Koalisi Perubahan.

"Kami sepakat tadi bahwa PKS mengetahui bahwa kami sudah mempunyai Koalisi Indonesia Bersatu. Kami juga memahami bahwa PKS walaupun belum deklarasi seperti KIB tapi sudah mulai ada hilalnya sudah kelihatan. Kami menghargai itu. Masing-masing koalisi ini juga punya keputusan masing-masing kami menghargai," bebernya.

Adapun, Sejahtera PKS, Aboe Bakar Alhabsyi menyebut, kunjungan ke DPP Golkar dalam rangka silaturahmi kebangsaan. "Kami bisa diterima dengan suasana yang rileks, obrolan kami juga santai, yang tidak lain dan tidak bukan adalah kami buat silaturahmi kebangsaan yang berlanjut," jelasnya.

Anggota Komisi III DPR RI itu menyatakan pertemuan kedua partai dalam rangka menjaga kondusivitas politik menjelang pemilu 2024.

"Silaturahmi kami ini tadi dialog cukup panjang, yang intinya satu kalimat, membuat suasana kondusif menghadapi pemilu 2024. Itu saja sebenarnya inti dari dialog-dialog kami yang panjang, sambil menyelaraskan, menyesuaikan informasi perkembangan-perkembangan yang ada," tandasnya. (Tribunnews/Reza Deni/Rizki Sandi Saputra/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved