Berita Semarang

Harga Beras di Semarang Makin Naik dan Minyakita Masih Langka, Pedagang Pusing

Pedagang di pasar tradisional Kota Semarang mengeluhkan adanya gejolak pangan yang terjadi belakangan ini.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
Pedagang di Pasar Peterongan Semarang menunjukkan minyak goreng dagangannya, Kamis (19/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pedagang di pasar tradisional Kota Semarang mengeluhkan adanya gejolak pangan yang terjadi belakangan ini.

Di antaranya adalah terkait melonjaknya harga beras dan Minyakita yang dinilai masih langka, membuat pedagang maupun pembeli makin kebingungan.

Hal itu di antaranya diakui Mardiyah, pedagang di Pasar Karangayu Semarang. Harga beras menurutnya masih mengalami kenaikan beberapa hari terakhir ini.

"Satu karung sekarang naik jadj Rp 345 ribu. Harga awalnya Rp 320 ribu, kemudian jadi Rp 325 ribu, naik lagi jadi Rp 335 ribu, dan terakhir beberapa hari ini jadi Rp 345 ribu," kata Mardiyah, Kamis (9/2/2023).

Disebutkan Mardiyah lebih lanjut, pedagang dan pembeli sekarang juga masih dipusingkan dengan langkanya Minyakita terlebih di pasar tersebut.

Hingga saat ini, kata dia, ia masih kesulitan mendapat pasokan.

Padahal, minyak goreng tersebut telah diharapkan para konsumennya karena dipatok harga lebih murah dibandingkan minyak goreng kemasan lainnya.

"Minyakita langka. Sampai sekarang belum ada pasokan lagi," imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyebutkan, gejolak yang terjadi pada dua beras dan Minyakita sendiri terjadi secara nasional.

Ia menyebut, adanya kenaikan harga beras sendiri karena belum masa panen raya.

"Itu alasan pemerintah sampai mengadakan impor. Untuk beras, satu karena rentan ketersediaan di kita belum musim panen. Kemudian untuk Minyakita, DMO (Domestic Market Obligation) itu tidak terealisasi 100 persen. Memang ada kekurangan untuk DMO," terangnya. 

Di sisi itu, dia menambahkan, pemerintah tengah berupaya meningkatkan DMO.

"Minyakita sekarang, pemerintah sedang menaikkan DMO dari 300 ribu ton menjadi 400 ribu ton per bulan. Harapannya, serapan untuk distribusi Minyakita bisa bertambah," jelasnya.

Sementara itu, Arif menambahkan, pemerintah daerah di Jawa Tengah kini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan pemantauan sekaligus pengawasan terhadap distribusi pangan di Jateng.

"Pantauannya jelas ke pasar-pasar. Pemerintah baik kabupaten maupun kota memantau distributornya atau di pasar-pasar agar harga (Minyakita) tetap pada Rp 14.000 per liter sampai ke konsumen dan distribusinya tidak terganggu," imbuhnya. (Idy)

Baca juga: Dewan Dukung Edukasi ke Masyarakat Minimalisir Penyakit pada Anak

Baca juga: Sinopsis Drakor Our Blooming Youth Mulai 6 Februari, Park Hyung Sik Simpan Rahasia Kutukan Misterius

Baca juga: 4 Warga Dilaporkan Tewas Dalam Gempa Bumi 5,4 Magnitudo di Papua Hari Ini

Baca juga: Ngeri! Kasus Diabetes Meningkat, Ini Tanda yang Sering Diabaikan dan Tidak Diketahui

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved