Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Tangis Puspitasari Pecah, Pengadilan Hongkong Memutuskan Mantan TKW Ini Dapat Ganti Rugi 1,6 Miliar

Kartika Puspitasari merupakan mantan tenaga kerja wanita (TKW)  yang menjadi korban penyiksaan oleh majikan di Hong Kong

Editor: muslimah
AFP/ISAAC LAWRENCE
Dalam file foto yang diambil pada 7 Oktober 2022 ini, perempuan Indonesia Kartika Puspitasari menunjukkan bekas luka di lengannya akibat cedera yang dialami oleh majikan sebelumnya, di Bethune House. Bethune House adalah tempat penampungan yang dioperasikan oleh kelompok advokasi pekerja migran (MFMW), di Hongkong. Puspitasari, yang dipukuli dan dibakar oleh mantan majikannya di Hong Kong, menyebabkan dia menderita sakit kronis, diberikan ganti rugi lebih dari 110.000 dollar AS pada tanggal 10 Februari 2023. Majikannya dinyatakan bersalah dan dipenjara pada tahun 2013, dengan sidang pengadilan bagaimana mereka mengobarkan kampanye kekerasan dan penghinaan selama dua tahun terhadapnya. 

“Sebagian besar korban tidak mampu mencari ganti rugi di Hong Kong, terutama setelah visa mereka berakhir pada akhir kontrak mereka,” kata para aktivis.

Di pengadilan, Kartika Puspitasari sendiri bersaksi bahwa penyiksaan itu meninggalkan bekas luka hitam yang menonjol di punggung, perut, dan lengan kirinya.

Pihak pengacara mengatakan, parahnya luka atau cedera yang dialami Kartika telah membatasi pilihannya untuk bekerja di masa depan.

Kartika juga tidak pernah mampu membayar operasi dan perawatan medis yang dia butuhkan akibat mengalami luka tersebut.

Mantan majikan Kartika di Hong Kong, sepasang suami dan istri yang telah menyelesaikan hukuman masing-masing 3,5 dan 5,5 tahun dilaporkan tidak menentang gugatan perdata untuk membayar kompensasi.

Putusan pemberian ganti rugi seperti yang dialami Kartika Puspitasari pernah terjadi sebelumnya, meski ini terbilang jarang.

Pada 2017, pengadilan Hong Kong memberikan 103.400 dollar AS kepada Erwiana Sulistyaningsih, yang disekap, kelaparan, dan dipukuli hingga kehilangan kendali atas fungsi tubuhnya.

Sebelumnya, Puspitasari mengaku sudah lelah dengan upaya pencarian keadilan terhadap kasusnya selama satu dekade terakhir.

"Saya merasa frustrasi karena itu terlalu lama," kata dia kepada AFP dalam sebuah wawancara pada Oktober 2022.

Puspitasari berharap dapat membangun kembali kehidupan yang tenang bersama suami dan ketiga anaknya.

"Saya tidak bisa membayangkan diri saya melupakan atau meninggalkan ini karena traumanya terlalu dalam," jelas dia. Baca berita tanpa iklan. (Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved