Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Silsilah Keluarga Gus Dur, Keturunan Jaka Tingkir, Sang Kakek Pendiri NU

Silsilah keluarga Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Kakek Buyut Gus dari garis sang ayah adalah Kyai Haji Asy'ari dan nenek buyut adalah Nyai Halimah.

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
Tribun Bali
Silsilah Keluarga Gus Dur, Keturunan Jaka Tingkir, Sang Kakek Pendiri NU 

TRIBUNJATENG.COM- Silsilah keluarga Gus Dur atau Abdurrahman Wahid.

Kakek Buyut Gus dari garis sang ayah adalah Kyai Haji Asy'ari dan nenek buyut adalah Nyai Halimah.

Kyai Haji Asy'ari merupakan komandan pasukan Diponegoro.

Sementara Nyai Halimah merupakan keturunan ke-VIII sultan Pajang yang merupakan keturunan ke-3 Syekh Siti Jenar.

Kyai Haji Asy'ari dan Nyai Halimah memiliki 11 anak, salah satunya K.H Hasyim Asy'ari.

K.H Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdatul Ulama (NU) dan menjadi pahlawan nasional.

K.H Hasyim Asy'ari menikah dengan Nyai Nafiqoh dan memliki 10 anak salah satunya adalah Abdul Wahid.

Abdul Wahid merupakan penggagas sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Abdul Wahid merupakan meteri agama di era orde baru.

Abdul Wahid dan Nyai Haji Sholihah Bisri memiliki 6 anak, salah satunya, Abdurrahman Wahid atau kerap di sapa Gus Dur.

Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Keluarganya sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur

Gus Dur menikah dengan Shinta Nuriyah.

Gus Dur memiliki 4 anak perempuan yakni Yenny Wahid, Alissa Qotrunnada, Inayah Wulandari dan Anita Hayatunnufus.

Sehingga KH Hasyim Asyari adalah kakek dari Gus Dur, begitu pun KH Wahid Hasyim merupakan ayah dari Gus Dur.

Kakek Gus Dur, KH Hasyim Asyari yang bernama lengkap Muhammad Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd Al-Wahid ibn ‘Abd Al-Hakim (bergelar Pangeran Bona) ibn ‘Abd Al-Rahman (dikenal dengan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya).

Gus Dur yang bernama panjang Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, 7 September 1940.

"Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai, yang berati "abang" atau "mas".

Gus Dur memulai kiprahnya di dunia politik sekitar awal 1980.

Sikap politiknya semakin aktif sejak ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada Muktamar 1984 di Situbondo.

Melalui Gus Dur, NU menjadi Ormas Islam pertama yang menerima pemberlakuan Pancasila sebagai satu-satunya asa berbangsa dan bernegara.

Ada Darah Tionghoa

Gus Dur menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000 yang mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 buatan Presiden Soeharto, yang mengekang kebebasan ibadah dan budaya masyarakat Tionghoa.

Ialah perkumpulan Sosial Rasa Dharma di Kleteng Tay Kek Sie, Semarang, Jawa Tengah yang kemudian menobatkan Gus Dur sebagai Bapak Tionghoa Indonesia pada 2004.

Adapun, Gus Dur memiliki alasan mengapa ia memperjuangkan hak-hak masyarajat keturunan Tionghoa.

Itu karena mantan Ketua PBNU ini merupakan keturunan Tionghoa.

Dalam berbagai kesempatan, Gus Dur tak jarang menyebutkan asal usulnya dari Tionghoa.

“Saya ini China tulen sebenarnya, tapi ya sudah nyampur-lah dengan Arab dan India. Nenek moyang saya orang Tionghoa asli,” ungkap Gus Dur dalam sebuah talkshow pada 2008, seperti dikutip dari Kompas.com.

Pernyataan tersebut turut diperkuat oleh eks ketua PBNU Said Aqil Siroj yang menjelaskan Gus Dur merupakan keturunan Raden Rachmat Sunan Ampel.

“Jadi Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit,” kata Said.

Silsilah keluarga Gus Dur

Dalam buku 'Bapak Tionghoa Indonesia' dijelaskan asal usul Gus Dur yang secara genealogis merupakan keturunan Tionghoa.

Gus Dur merupakan cucu dari pendiri NU, Hasyim Asy'ari.

Kakek Gus Dur diketahui merupakan salah satu keturunan dari Raden Rachmat Sunan Ampel.

Raden Rachmat Sunan Ampel diketahui merupakan anak dari Tan Kim Han.

Tan Kim Han adalah seorang muslim Tionghoa yang menikah dengan Tan Alok.

Tan Alok adalah putri dari raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V dan Putri Champa.

Sosok Tan Kim Han

Menurut Said Aqil, Tan Kim Han merupakan keturunan daru Achmad bin Isa.

Yakni, salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara.

Saat pindah ke China, Achmad bin Isa menikahi wanita Tionghoa.

Menurut dua catatan silsilah marga Tan dari cabang Meixi dan cabang Chizai, Tan Kim Han lahir pada 1383.

Bersama rombongan Laksamana Cheng Ho, Tan Kim Han kemudian berlayar ke wilayah Nusantara.

Peneliti asal Perancis, Louis-Charles Damais pernah melakukan penelitian tentang jejak Tan Kim Han.

Hasilnya, Tan Kim Han diketahui memiliki nama Syekh Abdul Qodir al-Shini.

Tan Kim Han diketahui meninggal dunia dan dimakamkan di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Makamnya berada satu kompleks dengan Prabu Brawijaya V dan Putri Champa.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved