Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS Semarang

Kerusuhan Jatidiri Mirip Kanjuruhan, PSIS Semarang Akan Dihukum Tanpa Penonton dan Jadi Tim Musafir?

Kerusuhan Jatidiri Mirip Kanjuruhan, PSIS Semarang Akan Dihukum Tanpa Penonton dan Jadi Tim Musafir?

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/ F ARIEL SETIAPUTRA
Kerusuhan Jatidiri Mirip Kanjuruhan, PSIS Semarang Akan Dihukum Tanpa Penonton dan Jadi Tim Musafir? 

Kerusuhan Jatidiri Mirip Kanjuruhan, PSIS Semarang Akan Dihukum Tanpa Penonton dan Jadi Tim Musafir?

TRIBUNJATENG.COM - Kerusuhan di sepak bola Indonesia kembali terjadi, Jumat (17/2/2023).

Belum selesai kasus kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang, kini terjadi lagi bentrok antara suporter dengan polisi.

Dan gas air mata kembali dipilih oleh kepolisian untuk mengurai kerusuhan.

Kericuhan hingga gas air mata ditembakkan diduga terjadi di Stadion Jatidiri Semarang saat laga PSIS Semarang vs Persis Solo, Jumat (17/2/2022).
Kericuhan hingga gas air mata ditembakkan diduga terjadi di Stadion Jatidiri Semarang saat laga PSIS Semarang vs Persis Solo, Jumat (17/2/2022). (Istimewa)

Kejadian ini seolah menandakan pecinta sepak bola dan aparat keamanan tidak pernah belajar dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang

Kerusuhan di Stadion Jatidiri bermula saat suporter berkumpul di kawasan stadion.

Para suporter ingin mendukung dan menyaksikan laga Derby Jateng PSIS Semarang Vs Persis Solo, Jumat (17/2/2023) sore.

Padahal sudah diberitahukan sebelumnya, pertandingan PSIS Semarang Vs Persis Solo digelar tanpa penonton.

Namun beberapa suporter nekat datang dan memaksa masuk ke stadion untuk mendukung tim favoritnya bermain.

Bentrokan tak terhindarkan dan polisi melepaskan tembakan water canon dan gas air mata untuk mengurai massa suporter.

Para suporter lari tunggang-langgang menjauhi kepulan asap gas air mata.

Namun ada juga suporter yang memberikan serangan balasan ke pihak kepolisian.

Mereka melemparkan benda tumpul hingga batu ke arah polisi.

Kekacauan ini mengingatkan pada tragedi Kanjuruhan Malang yang hingga kini belum ada penyelesaiannya.

Juga gas air mata yang selalu menjadi pilihan aparat keamanan untuk mengurai massa yang berkerumun.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved