Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Tegal

Pemandian Air Panas Pancuran 13 Guci Tegal Kembali Dibuka, Pengunjung Diimbau Tetap Waspada

Pancuran 13 Guci mulai beroperasi kembali seperti biasa sejak Sabtu (25/2/2023), tepatnya setelah bersih-bersih selesai dilakukan

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
Istimewa
Foto kondisi terkini di area Pemandian Air Panas Pancuran 13 Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pasca banjir beberapa waktu lalu, sekarang ini sudah mulai beroperasi seperti biasa. Terlihat pengunjung sudah mulai berdatangan dan mandi di kolam yang tersedia, Selasa (28/2/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Setelah sempat ditutup pasca banjir yang menimpa pemandian air panas Pancuran 13 Guci pada Jumat (24/2/2023) lalu, sekarang salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Tegal ini sudah kembali dibuka untuk umum.

Informasi tersebut disampaikan oleh Pengelola Pancuran 13 sekaligus Direktur PT Barokah Wisata Guci, Heri Siswanto, saat dihubungi via telepon Selasa (28/2/2023). 

Heri menyebut, Pancuran 13 Guci mulai beroperasi kembali seperti biasa sejak Sabtu (25/2/2023), tepatnya setelah bersih-bersih selesai dilakukan.

"Ya, Pancuran 13 Guci sudah mulai beroperasi seperti biasa bahkan sejak Sabtu malam setelah bersih-bersih selesai. Kondisi juga sudah mulai stabil, aliran air sungai gung sudah tidak keruh kecokelatan, debit air juga sudah seperti biasa," ungkap Heri, pada Tribunjateng.com, Selasa (28/2/2023).

Mengingat kondisi cuaca saat ini masih sering hujan dan berkabut tebal khususnya di wilayah atas Guci dan sekitarnya, maka pengelola pancuran 13 mengimbau pengunjung untuk waspada dan berhati-hati.

Sementara dari pihak pengelola sendiri, ketika terjadi hujan besar maka langsung memberikan pengumuman kepada pengunjung untuk segera mengosongkan area pancuran 13 Guci.

Setelahnya diarahkan ke bagian kolam renang yang tersedia. 

"Pastinya kami tetap waspada dan melihat cuaca, jika terjadi hujan lebat ya pastinya kami imbau pengunjung untuk meninggalkan area pancuran 13 dan geser ke kolam. Intinya semua harus sama-sama waspada dan hati-hati," jelasnya.

Dikatakan, untuk jumlah pengunjung tidak ada pembatasan atau masih sama dengan pemberlakuan saat pandemi Covid-19. 

Dengan kata lain, ketika di area kolam pancuran 13 dirasa sudah penuh, maka sementara pengunjung ditahan terlebih dahulu menunggu giliran masuk. 

Semuanya demi keamanan dan kenyamanan bersama. 

"Membahas harga tiket masuk di Pancuran 13 Guci masih sama weeday (hari biasa) dan weekend (hari libur)  yaitu Rp 20 ribu per orang. Dari harga tersebut Rp 2 ribu nya masuk asuransi. Sedangkan harga juga sudah termasuk menikmati pancuran 13 dan kolam renang barokah," ujar Heri.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, terjadi banjir bandang di Pemandian Air Panas Pancuran 13 Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (24/2/2023) sore sekitar pukul 14.00 WIB. 

Banjir bandang terjadi karena intensitas hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir sehingga aliran sungai gung meluap. 

Akibat kejadian tersebut, sesuai pantauan Tribunjateng.com di lokasi pada Sabtu (25/2/2023) pagi sementara pancuran 13 Guci ditutup untuk umum karena sedang dilakukan bersih-bersih oleh pengelola wisata

Adapun material yang tertinggal pasca banjir bandang yaitu tanah atau lumpur dan pasir kecoklatan. 

Air keruh kecoklatan juga masih tersisa dan debit air di pancuran 13 Guci masih cukup deras. 

Ditemui saat meninjau di lokasi, Pengelola Pancuran 13 sekaligus Direktur PT Barokah Wisata Guci, Heri Siswanto, menjelaskan kronologi singkat banjir bandang yang video amatirnya sempat viral di media sosial.

Dikatakan, peristiwa banjir bandang terjadi setelah salat jumat atau sekitar pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Sedangkan pukul 17.00 WIB sampai malam hari kondisi banjir semakin surut, meskipun air masih keruh kecokelatan dan arus air masih cukup deras.

Untuk kerusakan yang terjadi, dikatakan Heri tidak ada yang fatal tapi lebih kepada material sisa-sisa banjir bandang yang masuk ke area pancuran 13.

Material nya sendiri seperti lumpur dan pasir, sedangkan untuk meterial batu tidak ada.

"Sebetulnya peristiwa seperti ini bukan yang pertama kali, malah bisa dibilang bencana tahunan. Biasanya antara Desember sampai Maret atau awal tahun," imbuhnya. (dta)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved