Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Tips Hindari Hipotermia Saat Mendaki Gunung dan yang Harus Dipersiapkan 

Belum lama ini ada peristiwa seorang pendaki dari Mapala Universitas Jenderal Soedriman (Unsoed) Purwokerto meninggal dunia karena terserang hipotermi

TRIBUN JATENG/BRAM KUSUMA
Info Grafis Antisipasi Hipotermia 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Belum lama ini ada peristiwa seorang pendaki dari Mapala Universitas Jenderal Soedriman (Unsoed) Purwokerto meninggal dunia karena terserang hipotermia saat mendaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. 

Pendaki yang diketahui bernama Sadewa Natha Radya ini, mengalami hipotermia karena cuaca ekstrem badai, kabut tebal dan hujan.

Berkaca dari peristiwa tersebut, pada kesempatan ini Tribunjateng.com akan memberikan informasi mengenai tips terhindar dari hipotermia, dan persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum pendakian.

Terutama bagi para pemula, atau yang baru pertama kali melakukan aktivitas pendakian ke gunung.

Salah satu porter dan rescue Gunung Slamet Kabupaten Tegal, Airul, mengungkapkan para pendaki yang hendak naik gunung harus mengikuti aturan atau standar operasional prosedur (SOP) dari basecamp yang dipilih. 

Tidak kalah penting, pendaki juga harus bisa melihat kondisi cuaca sebelum berangkat.

Airul juga mengingatkan, para pendaki harus memiliki manajemen waktu.

Para pendaki sedang munuju puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah di tengah cuaca berkabut beberapa waktu lalu. 
Para pendaki sedang munuju puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah di tengah cuaca berkabut beberapa waktu lalu.  (Foto dokumentasi narasumber)

Tujuannya, agar bisa menghindari situasi atau kondisi yang tidak diinginkan. Sehingga perlu target waktu dan harus disiplin.

Kondisi fisik, mental harus selalu kondusif, agar ketika menghadapi cuaca ekstrem atau hal tidak terduga lainnya tidak panik.

"Naik gunung itu persiapannya tidak sehari dua hari apalagi dadakan hari itu, tapi benar-benar disiapkan jauh hari. Selain perbekalan, latihan fisik dan pernapasan juga sangat penting. Karena semakin tinggi gunung yang didaki, maka semakin tipis oksigen yang dihirup," ungkap Airul, pada Tribunjateng.com, Rabu (1/3/2023).

Latihan fisik dan pernapasan sangat penting, karena menurut Airul semakin tinggi gunung yang didaki maka pasokan oksigen yang dihirup semakin tipis. 

Apalagi jika ketinggian 3.000 mdpl angin kencang, suhu semakin minus, sehingga keselamatan juga sangat riskan, terlebih di musim hujan seperti saat ini.

Sebelum mendaki gunung, jangan lupa melakukan cek kesehatan terlebih dahulu ke dokter.

Tujuannya supaya mengetahui kondisi tubuh apakah mampu atau layak untuk mendaki apa tidak.

Selain itu, Airul mengingatkan untuk jangan lupa berdoa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved