Gunung Merapi Erupsi
Abu Erupsi Gunung Merapi Sampai di Temanggung, Debu Putih Menempel di Kaca Mobil dan Genteng Rumah
Abu erupsi Gunung Merapi hari ini terbawa angin hingga Temanggung.Sabtu (11/3/2022) siang, Gunung Merapi mengalami erupsi.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG -Abu erupsi Gunung Merapi hari ini terbawa angin hingga Temanggung.
Sabtu (11/3/2022) siang, Gunung Merapi mengalami erupsi.
Sekitar pukul 14.30, abu dari erupsi tersebut dirasakan warga Kampung Limbangan, Desa Tanjungsari, Kec Tlogomulyo, Kab Temanggung.
Debu putih terlihat jelas di dedaunan, atap rumah, dan kaca kendaraan.
"Saya mengecek abu putih banyak menempel di kaca mobil. Di spion juga terlihat jelas," terang Rizal, warga Temanggung, yang sedang berada di Kampung Limbangan kepada Tribunjateng.com.
Debu putih itu juga terlihat jelas di alas kaki yang ada di luar rumah, terutama yang berwarna hitam.
Rizal mengaku situasi ini normal terjadi saat Erupsi Gunung Merapi beberapa kali sebelumnya.
Baca juga: Hujan Abu Gunung Merapi Juga Guyur Dukun dan Tegalrejo Magelang
Baca juga: Sedang Berlangsung Babak I Skor 0-0 Madura United Vs PSS Sleman Liga 1, Tonton Streaming di Sini
Pernyataan BPPTKG
Gunung Merapi kembali erupsi muntahkan awan panas guguran (APG), Sabtu Legi (11/3/2023) pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng atau Krasak.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan erupsi masih berlangsung hingga pukul 12.31.
"Jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Saat ini erupsi masih berlangsung," sebut BPPTKG dalam pesan tertulis.
Baca juga: Link Live Streaming Kondisi Terkini Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Lava Panas Siang Ini
Baca juga: Ngeri! Video Detik-detik Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Wedhus Gembel Awan Panas
Dalam rekaman visual BPPTKG, gunung teramati dengan jelas hingga kabut 0-II.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
Di samping itu juga teramati 1 kali guyuran lava dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan.
BPPTKG juga mengamati status kegempaan meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik.
Berikutnya hybrid/fase banyak 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik. Berikutnya untuk rekaman vulkanik dalama berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.
Lebih lanjut, BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
BBPTKG juga menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Saat ini, status Gunung Merapi masih dalam level III atau 'siaga' sejak november 2020.
Abu Vulkanik Mengarah ke Barat Laut
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, awan panas guguran itu juga memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara.
Petugas Pos Babadan, Yulianto dalam sambungan telepon mengatakan Pos Babadan mulai terdampak abu vulkanik cukup tebal.
"Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Karena faktor angin, ya," jelas Yulianto.
"Kalo Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal," imbuh Yulianto.
Lebih lanjut Yulianto juga telah menerima laporan beberapa lokasi yang juga terdampak abu vulkanik.
Adapun rinciannya Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Terkait pengungsian, Yulianto belum menerima adanya laporan warga yang mengungsi di wilayah yang terdampak abu vulkanik tersebut.
Yulianto menjelaskan bahwa pihaknya bersama BPPTKG akan memberikan rekomendasi kepada warga sekitar untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.
"Ini kan baru terpantau satu kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga agar mengungsi," jelas Yulianto.
Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum ada laporan mengenai dampak signifikan maupun adanya korban jiwa.
Situasi dan kondisi masih aman terkendali. Hasil laporan dan monitoring lanjutan akan diperbarui secara berkala.(*)
Baca juga: Live Streaming CCTV Erupsi Gunung Merapi Terkini, Terpantau Masih Ada Awan Panas
BREAKING NEWS : Gunung Merapi Kembali Keluarkan Guguran & Awan Panas, Tanda-tanda Erupsi Besar? |
![]() |
---|
Dalam Waktu 6 Jam, Gunung Merapi 16 Kali Gugurkan Lava Pijar Pada Sabtu Pagi |
![]() |
---|
Malam Tadi Gunung Merapi Semburkan Awan Panas, BPPTKG Yogyakarta Beberkan Lokasi Potensi Bahaya |
![]() |
---|
Video Abu Vulkanik Gunung Merapi Berbentuk Petruk, Ini Tanggapan BPPTKG dan Kepercayaan Masyarakat |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan 15 Kali Awan Panas dan 21 Guguran Lava Pijar dalam 24 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.