Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2023

Petis Bumbon, Coro Santan, dan Ketan Biru - Makanan Khas Ramadan di Semarang yang Kian Dilupakan

Shokanah (69) sudah menjual makanan khas Ramadan seperti petis bumbon, coro santan, dan ketan biru sejak 40 tahun.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di Kota Semarang memiliki makanan khas yang mudah ditemukan saat bulan Ramadan yakni petis bumbon, coro santan, dan ketan biru.

Namun, makanan khas itu kian dilupakan. 

Musababnya, makanan itu hanya populer di kalangan para orangtua.

Bagi kalangan anak muda, hampir tidak tahu dengan makanan tersebut.

"Saya tidak tahu petis bumbon, beli di sini mau beli opor ayam," ujar Radit (23) warga Kota Semarang saat ditemui Tribunnjateng.com, di penjual takjil Aloon-aloon Kota Semarang, Jumat (24/3/2023). 

Baca juga: Video Siap-siap 30 April Ada Festival Ogoh-ogoh, 3 Raksasa Diarak Keliling Semarang

Berbeda halnya dengan Titi Sumiyati (55) warga Candi Lama, Candisari, Kota Semarang.

Dia menjalani Ramadan tanpa makanan khas Semarang seperti petis bumbon seperti ada yang kurang.

Makanan khas tersebut sudah diketahuinya sejak masih kecil.

"Ibu yang mengenalkan petis bumbon, coro santan, dan ketan biru."

"Kami tiap bulan Ramadan mesti cari makanan itu," bebernya.

Dia paling menyukai petis bumbon sebab memiliki rasa khas terutama soal rempahnya.

"Rasanya enak, khas, ada rempahnya berupa kunci sama sereh," ucapnya.

Penjual takjil di Aloon-aloon Kota Semarang, Shokanah (69) mengatakan, sudah menjual makanan khas Ramadan seperti petis bumbon, coro santan, dan ketan biru sejak 40 tahun.

Keahlian mengolah masakan tersebut, diperoleh dari ibunya.

Namun, dia menyebut, makanan khas Semarang itu kian dilupakan.

Baca juga: Hilal Tampak di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang

"Yang beli sudah tua-tua tidak ada yang muda."

"Anak muda banyak yang tidak tahu, mereka tahunya jajanan seperti chicken," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (24/3/2023).

Meredupnya pamor jajanan khas Semarang itu tentu berimbas pada penjualan.

Shokanah berkata, dahulu jauh sebelum pandemi, saat Ramadan mampu menjual 200-300 telur bebek bahan utama petis bumbon. 

Saat ini, ia hanya menjual 50-80 telur.

Sedangkan jajanan coro santan paling banyak menjual 2 kilogram, dahulu bisa sampai 8 kilogram.

Begitupun ketan biru dulu bisa habis 7 kilogram, sekarang hanya 3 kilogram.

"Ya memang gitu, sudah pada tidak tahu tapi saya mau jualan sebisanya."

"Bumbu juga sudah saya wariskan ke anak," paparnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (24/3/2023).

Petis bumbon, coro santan, dan ketan biru di satu lapak penjual takjil di Aloon-aloon Kota Semarang, Jumat (24/3/2023).
Petis bumbon, coro santan, dan ketan biru di satu lapak penjual takjil di Aloon-aloon Kota Semarang, Jumat (24/3/2023). (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Baca juga: BREAKING NEWS : Kecelakaan Bus Rosalia Indah Vs Truk Kontainer di Tol Bawen Semarang Jumat Wage

Cara Pembuatan 

Terkait pembuatan petis bumbon, ia tak ada resep khusus.

Ia hanya mengolah bahan-bahan yang sudah diwariskan oleh simbah-simbahnya.

"Dapat resep dari simbah jadi sudah turun temurun," paparnya.

Ia merinci, ada sejumlah bumbu rempah yang perlu disiapkan untuk memperkuat aroma dan rasa.

Rempah-rempah tersebut meliputi kunci, daun jeruk wangi, dan sere.

Selain itu, agar berbeda dengan sambal goreng biasa, dirinya juga mencampurkan petis banyar atau sari ikan banyar.

Tak seperti sambal goreng biasa yang hanya ada daun salam dan laos khusus petis bumbon diberi sentuhan lebih banyak rempah.

"Tak heran petis bumbon rasanya lebih gurih," papar Shokanah.

Baca juga: Pengusaha Mampu Pakai LPG Subsidi, Pertamina & Pemkot Semarang Himbau Penggunaan Tepat Sasaran

Selain petis bumbon, sebagai pelengkap, ia juga menjajakan beberapa sayur seperti opor, lodeh, dan babat gongso.

Selain itu, makanan takjil khas Ramadan di Kota Semarang, seperti coro santen, ketan biru, dan enten-enten.

"Makanan itu cuma ada sewaktu Ramadan, selain itu jarang," kata Shokanah.

Disamping itu, bumbu petis bumbon ini umumnya dicampur dengan telur atau tahu.

Uniknya, telur yang digunakan adalah telur bebek.

Dalam proses pembuatan petis bumbon, memerlukan waktu setidaknya selama tiga jam.

"Dua sampai tiga jam untuk mengolah bumbu hingga siap dihidangkan," katanya.

Penjual takjil, Siti Khasanah menjelaskan, proses pembuatan kue coro tak perlu waktu lama sekira dua jam.

Sejumlah bahan yang harus dipersiapkan seperti tepung gandum, tepung beras, telur, dan ragi.

Agar semakin lezat,cara makan kue coro yaitu dengan membubuhkan kuah santan kelapa yang sudah dimasak.

Dengan itu, akan menghasilkan perpaduan rasa manis dan gurih.

Baca juga: PT Paragon Technology and Innovation Launching Komunitas Crystallure Ladies di Kota Semarang

"Bahan-bahan itu dicampur lalu ditambah gula, terus diaduk sampai jadi adonan."

"Dua jam sudah jadi tinggal dibiarkan mengembang," terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (24/3/2023).

Sedangkan ketan biru yang terbuat dari ketan biasa.

Beras ketan direndam terlebih dahulu.

Selepas direndam lalu direbus, dicampurkan santan, garam, dengan pewarna biru.

Siti menjelaskan, tidak ada alasan untuk mengganti warna ketan.

Lantaran warna biru itu memang turun temurun sejak zaman dahulu.

"Pewarna makanan tidak bikin pahit," katanya.

Ketan biru akan lebih nikmat jika dimakan bersamaan dengan enten-enten, sejenis parutan kelapa yang dicampur dengan gula merah.

Dalam satu hari, ia bisa memproduksi masing-masing 3 kilogram kue coro dan ketan biru.

"Ketan biru seporsi Rp 5 ribu, kue coro dua buah harga Rp 5 ribu," tandasnya. (*)

Baca juga: 1.000 Tiket Disiapkan untuk Bonek pada Laga PSIS vs Persebaya, Berangkat Bareng Wali Kota Surabaya

Baca juga:  Awal Ramadan Cuaca Panas Banget Bikin Tergoda Mokel, Begini Kata BMKG

Baca juga: Perbaikan Jalan Berlubang di Tol Pemalang-Batang Terus Dikebut, Yulian: Puasa Minggu Pertama Selesai

Baca juga: Rumah Milik Warga Jenawi Karanganyar Terbakar Saat Ditinggal ke Masjid

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved