Berita Jateng

Perbincangkan Perubahan Iklim dan Dampak Pada Masyarakat, Hutan Itu Indonesia Adakan Diskusi & Nobar

Perubahan iklim menjadi isu terkini yang dibahas seiring dengan perkembangan bencana ekologis di Indonesia.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/AMANDA RIZQYANA
Coaction Indonesia dan Hutan itu Indonesia bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muslim (DPD IMM) Jawa Tengah menyelenggarakan diskusi dan nonton bareng dengan bertema 'Act Revolution About Climate' di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Kota Semarang pada Minggu (5/3/2023). 

Perbincangkan Perubahan Iklim dan Dampaknya Pada Masyarakat, Coaction Indonesia Hutan Itu Indonesia DPD IMM Jawa Tengah Adakan Diskusi dan Nobar

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perubahan iklim menjadi isu terkini yang dibahas seiring dengan perkembangan bencana ekologis di Indonesia.

Bencana ekologis seperti rob, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan menjadi bencana tahunan di sejumlah daerah di Indonesia.

Untuk itu, Coaction Indonesia dan Hutan itu Indonesia bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muslim (DPD IMM) Jawa Tengah menyelenggarakan diskusi dan nonton bareng dengan bertema 'Act Revolution About Climate'.

Disampaikan oleh Eulis Utami atau Tami, Communication Lead Hutan Itu Indonesia bahwa membangun kesadaran dan kepekaan dengan permasalahan iklim dengan menggandeng generasi muda.

Ia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memperbincangkan perubahan iklim dan dampaknya pada masyarakat.

Adanya rob, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan tak hanya mendatangkan duka bagi korban, namun juga menghambat produktivitas dan aktivitas warga.

"Perubahan iklim ini dirasakan oleh seluruh orang di dunia, dan seluruh wilayah Indonesia pun terdampak atas perubahan iklim ini. Namun tiap daerah memiliki dampak dan permasalahannya sendiri," jelas Tami.

Perubahan iklim ini tak hanya tentang musibah, melainkan berdampak langsung pada berbagai sektor di masyarakat baik secara ekonomi maupun pada lingkungan keluarga.

Tami melihat fenomena naiknya harga kebutuhan pokok akibat gagal panen karena banjir.

Stok bahan yang terbatas namun kebutuhan meningkat menjadikan harga kebutuhan pokok yang fluktuatif semakin tidak terjangkau oleh masyarakat.

Faktor pergantian cuaca ekstrim akibat perubahan iklim juga mempengaruhi kualitas hasil pertanian dan tentunya berdampak pada para petani.

"Bahkan ada daerah di Nusa Tenggara Timur yang karena kekeringan ekstrim, meningkatkan angka perceraian karena istri merasa kelelahan untuk mendapatkan air sedangkan suami berharap mendapatkan perhatian dari istri," cerita Tami.

Berkaca pada permasalahan tersebut, perubahan iklim tak hanya tentang bencana ekologis secara umum, namun juga hingga ke urusan privat warga pun sangat berpengaruh.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved