Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Piala Dunia U20 Indonesia Batal

Indonesia Gagal Jadi Tuan Host Dunia U-20 Sangat Disayangkan, Potensi Ekonomi Rp 188 Triliun Hilang

Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah ajang internasional Piala Dunia U-20 sangat disayangkan dari sisi ekonomi

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/BRAM KUSUMA
Info grafis Piala Dunia U-20 Indonesia Dibatalkan 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah ajang internasional Piala Dunia U-20 sangat disayangkan dari sisi ekonomi.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda mengungkapkan, Indonesia kehilangan potensi nilai ekonomi mencapai Rp 188 triliun dari kegagalan itu.

Menurut dia, perhitungan tersebut berasal dari potensi pengeluaran secara langsung yang mencapai Rp 110 triliun untuk biaya akomodasi penginapan hotel, transportasi, hingga makanan dan minuman, serta biaya tidak langsung yang mencapai Rp 78 triliun.

Baca juga: Ingin Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong: Saya Berusaha Mencetak Sejarah

Baca juga: Terlanjur Produksi Merchandise Piala Dunia U20, Juaraga Berharap Bisa Terjual

"Kalau hitungan saya, potensi nilai tambah yang hilang dari dibatalkannya piala dunia U-20 di Indonesia mencapai Rp 188 triliun. Ini mencakup untuk penginapan, transportasi, makanan dan minuman, serta banyak lainnya," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3).

Sementara untuk biaya potensi masuk yang tidak langsung yang disebabkan dari multiplier effect, Nailul menuturkan, mencapai Rp 78 triliun yang berasal dari biaya membeli oleh-oleh hingga biaya hiburan lainnya jika ingin sambil berlibur di Indonesia, tepatnya di Bali.

Sementara itu, Ketua Bidang UMKM/IKM Apindo, Ronald Walla menyatakan, seharusnya ajang olahraga sepakbola bergensi itu bisa menjadi peluang UMKM di bidang suvenir, makanan dan minuman, hingga jasa meraup omzet hingga miliaran rupiah.

"Betul sangat disayang kan. Kapasitas satu stadium antara 15.000-100.000 pengunjung. Apabila rata-rata jumlah pengunjung sehari mencapai 30.000 pengunjung, dan misal sepertiga pengunjung mengeluarkan biaya untuk belanja makanan atau minuman plus souvenir Rp 100.000 per orang, secara konservatif omzet mereka bisa Rp 1 miliar. Itu sehari, belum selama piala dunia berlangsung kan," ungkapnya.

Menurut dia, selain bisa membuka peluang rezeki bagi UMKM, ajang piala dunia itu juga bisa menjadi ajang kompetisi para UMKM untuk berwirausaha. Para UMKM akan memutar otak dan menyiapkan berbagai strategi untuk bisa berusaha di moment tersebut.

"Kewirausahaan atau mental & mindset entrepreneurship sangat penting untuk selalu diasah, untuk bisa menjadi pengusaha naik kelas. Sekarang di era digital ini kita dengan mudah bisa melihat apa yang laku dan yang tidak. Untuk para pengusaha UKM yang mau maju, akan berpikiran kritis dan berlomba-lomba berwirausaha dan menambah pengalaman," jelasnya.
Okupansi

Adapun, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menyayangkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia dibatalkan lantaran kehilangan potensi kenaikan okupansi.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran menyebut, ada potensi peningkatan okupansi sebesar 30-40 persen dari penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"Yang namanya perhelatan bola itu kan akan datang dari panitia, tim beserta suportingnya, dan penonton. Nah potensi akan terjadinya pertumbuhan okupansi pada saat pelaksanaan kegiatan itu kan pasti akan terjadi. Dengan dibatalkannya, tentu pasti akan ada dampak dari hilangnya potensi tersebut," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3).

"(Potensi kenaikan okupansi-Red) cukup besar. Tergantung dia diadakannya di mana, karena jumlah crowd-nya kan juga cukup besar ya. Sekitar 30-40 persen dari regular-lah," sambungnya.

Kendati demikian, dia belum dapat memastikan nilai kerugian dari pembatalan pergelaran olahraga dunia ini lantaran masih belum mendapatkan data pembatalan reservasi dari hotel-hotel yang terhimpun dalam PHRI.

"Kerugian yang paling awal yang bisa dilihat itu sekarang ini adalah potensi (kenaikan okupansi) itu akan hilang yang sebenarnya sudah ditunggu. Tapi berapa besar nilainya, kami belum dapat laporan akan hal itu karena kan ini baru terjadi," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved