Neraca Perdagangan RI Surplus 2,91 Miliar Dollar AS di Maret 2023
Neraca perdagangan Indonesia sampai Maret 2023 surplus selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2023 kembali mencatat surplus sebesar 2,91 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Hal itu melanjutkan tren positif perdagangan internasional Republik ini.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai Maret 2023 surplus selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Namun, kita lihat bahwa surplus pada Maret 2023 ini sebenarnya cukup melemah apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi, dalam konferensi pers, Senin (17/4).
Surplus neraca perdagangan itu didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Pada Maret 2023, nilai ekspor Indonesia tercatat 23,5 miliar dollar AS atau naik 9,89 persen month to month (mom), sedangkan nilai impor Indonesia tercatat 20,59 miliar dollar AS atau naik 29,33 persen mom.
"Bila melihat tren perlambatan surplus neraca perdagangan Maret 2023, karena peningkatan impor yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor," terang Imam.
Secara kumulatif sepanjang tahun ini, yakni dari Januari 2023 hingga Maret 2023, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 16,57 miliar dollar AS, naik 13,04 persen year on year (yoy).
Dilihat dari sisi komoditas, Imam menyebut, neraca perdagangan komoditas non-migas tercatat surplus sebesar 4,58 miliar dollar AS, dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja HS 72.
Sementara, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,68 miliar dollar AS dengan komoditas penyumbang defisit utama yaitu minyak mentah dan juga hasil minyak.
Imam menuturkan, tiga negara dengan surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar pada Maret 2023 adalah AS, India, dan Filipina.
"Kita lihat (perdagangan dengan-Red) negara Amerika Serikat surplus sebesar 1,09 miliar dollar AS, yaitu terbesar pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, komoditas pakaian dan aksesorinya rajutan, serta pakaian dan aksesorinya yang bukan rajutan," jelasnya.
Sementara dengan India, dia menambahkan, perdagangan internasional Indonesia surplus sebesar 1,08 miliar dollar AS, dengan terbesar terjadi pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta biji logam perak dan abu.
"Dengan negara Filipina, kita lihat surplus sebesar 806 juta dollar AS, terbesar pada komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta biji logam perak dan abu," tuturnya.
Memimpin
Adapun, nilai ekspor Maret 2023 yang mencapai 23,5 miliar dollar AS ditopang ekspor migas senilai 1,34 miliar dollar AS, yang memimpin kenaikan pengiriman barang Indonesia ke luar negeri sebesar 12,79 persen mom.
Sementara ekspor non-migas pada Maret 2023 senilai 22,16 miliar dollar AS, naik 9,71 persen mom.
"Dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan ekspor Maret mengalami peningkatan secara bulanan, tapi pertumbuhan tahun 2023 tidak setinggi pada 2022 (29,43 persen) dan 2021 (20,6 persen)" beber Imam.
Kenaikan ekspor non-migas sebesar 9,71 persen pada Maret 2023 terhadap bulan sebelumnya karena ada peran beberapa komoditas, pertama adalah bahan bakar mineral naik 14,29 persen.
"Kemudian, logam mulia dan perhiasan atau permata naik sebesar 93,04 persen, dan juga bijih logam perak dan abu ini naik 52,28 persen. Sementara itu, kenaikan ekspor migas sebesar 12,79 persen ini dikarenakan adanya minyak mentah yang naik sebesar 54,24 persen, dan juga hasil minyak ini naik sebesar 28,12 persen," urainya.
Sementara, nilai impor pada Maret 2023 yang mencapai 20,58 miliar dollar AS didukung kenaikan impor migas sebesar 25,28 persen mom dan nonmigas 30,05 persen mom.
"Peningkatan impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah 286,1 juta dollar AS (54,18 persen), hasil minyak 315 juta dollar AS (21,09 persen), dan gas 7,1 juta dollar AS (1,85 persen)" papar Imam.
Sementara, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, nilai impor kumulatif sepanjang tahun ini dari Januari hingga Maret 2023 mengalami penurunan 1,86 miliar dollar AS atau 3,28 persen.
Penurunan itu disebabkan berkurangnya impor migas 296,4 juta dolar AS atau 3,44 persen yoy, dan nonmigas 1,56 miliar atau 3,25 persen yoy.
Imam mengungkapkan, penurunan nilai impor migas dipicu oleh turunnya impor hasil minyak 580,5 juta dolar AS atau 10,53 persen, dan gas 214,6 juta dolar AS atau 16,49 persen. "Namun, impor minyak mentah naik 498,7 juta dolar AS (27,55 persen)" ujarnya. (Tribunnews/Yanuar R Yovanda)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.