Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

BI Jateng Pacu Implementasi QRIS Melalui Kanal ZIS dan UMKM Binaan Masjid

Digitalisasi diyakini menjadi salah satu cara untuk mendorong perekonomian umat di tengah kondisi ekonomi global yang melemah saat ini.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
idayatul
Acara QRIS Solusi Kesejahteraan Umat di Kendal, Senin (17/4/2023). Acara diselenggarakan bersama oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah dan Bank Syariah Indonesia Wilayah 7 Semarang, diawali dengan sosialisasi 'QRIS Solusi Kesejahteraan Umat, Total Solution Ekosistem Masjid Kabupaten Kendal' di Hotel Sae Inn Kendal. Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Digitalisasi diyakini menjadi salah satu cara untuk mendorong perekonomian umat di tengah kondisi ekonomi global yang melemah saat ini.

Satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong pemberdayaan ekosistem masjid di Jawa Tengah melalui digitalisasi pengelolaan ZIS dengan QRIS. Hal tersebut mengemuka dalam acara QRIS Solusi Kesejahteraan Umat di Kendal, Senin (17/4/2023).

Acara diselenggarakan bersama oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah dan Bank Syariah Indonesia Wilayah 7 Semarang, diawali dengan sosialisasi 'QRIS Solusi Kesejahteraan Umat, Total Solution Ekosistem Masjid Kabupaten Kendal' di Hotel Sae Inn Kendal.

Acara dibuka oleh Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, dan dihadiri Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Junanto Herdiawan; Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Kendal, sekaligus Sekda Kendal, H Sugiyono; serta 50-an perwakilan Takmir Masjid se-Kabupaten Kendal.

Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, sesuai tuntutan zaman, saat ini seluruh sektor harus bisa bertransformasi ke era digital. Salah satunya dengan menerapkan transaksi non tunai. Menurutnya, Pemkab Kendal sendiri telah melakukan sosialisasi ke UMKM untuk pembayaran digital. 

"Mau tidak mau, digitalisasi ini adalah sesuatu yang harus kita pelajari."

"Saya sampaikan apresiasi untuk Bank Indonesia dan BSI yang sudah memberikan sosialisasi digital ke masjid-masjid, sehingga para takmir masjid lebih melek digital. Selanjutnya, solusi ini diharapkan dapat berdampak pada pertumbuhan secara ekonomi, dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang," katanya di sela acara.

Lebih lanjut Dico menjelaskan, saat ini di Kendal ada lebih dari 1.000 masjid. Namun penggunaan QRIS pada masjid-masjid di Kendal masih sangat minim.

Menurut dia, adanya pemberitaan terkait kasus penyalahgunaan QRIS di sejumlah masjid di Jakarta beberapa waktu lalu tidak berpengaruh terhadap kondisi di Kendal.

"Memang yang menggunakan QRIS di masjid Kendal masih sedikit, jadi pemberitaan sebelumnya tidak berdampak. Tapi ini namanya juga proses transformasi, jadi tetap butuh upaya kewaspadaan bersama, harapannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," sambungnya.

Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Junanto Herdiawan, menyampaikan bahwa pemberdayaan masjid dapat dilakukan dengan mengimplementasikan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai kanal pembayaran ZIS dan UMKM binaan masjid yang efisien dan interoperable.

Dari 59.578 masjid di Jawa Tengah, sebanyak 4.637 masjid sudah menerapkan ZIS QRIS dengan proporsi 20 persen.

Total dana yang dapat dikumpulkan mencapai Rp 9 milyar per bulan.

Dana kelolaan tersebut masih dapat diperluas dengan edukasi dan peningkatan aspek keamanan secara berkelanjutan yang dilakukan oleh BI dan perbankan.

"Kami mengimbau jemaah yang ingin beramal menggunakan QRIS di masjid tetap berhati-hati. Saat penggunaan QRIS, masyarakat bisa mengecek nama terlebih dahulu, apakah sudah sesuai dengan nama masjid. 

Kami juga akan terus melakukan sosialisasi penggunaan QRIS di tempat ibadah, terutama untuk para jamaah yang beribadah di masjid," katanya.

Sementara itu, Sukma Dwie Priardi yang mewakili BSI 7 Semarang menyampaikan bahwa masjid berperan sebagai pusat pemberdayaan kesejahteraan ekonomi umat dan mercusuar pemulihan perekonomian pasca pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, BSI bertekad untuk melakukan pemberdayaan masjid berbasis gerakan dan pengembangan masyarakat untuk mengamplifikasi semangat ghirah, memakmurkan, dan mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban.

Acara QRIS Solusi Kesejahteraan Umat turut menghadirkan narasumber Dedy Irianto, Deputi Direktur BI Jawa Tengah, Tri Ana Setianingrum, Area Retail and Transaction Business Manajer, dan Ust Kusnadi Ikhwani selaku pengelola Masjid Al Falah Sragen.

Dalam kesempatan tersebut, Kusnadi berbagi kisah sukses pengelolaan ZIS melalui implementasi QRIS yang dikelola oleh SDM milenial dan berkompeten. Sejak penggunaan QRIS, ZIS yang dikelola oleh Masjid Al Falah naik drastis dari Rp12jt/bulan menjadi Rp300jt/bulan.

Sebuah tips yang penting diterapkan oleh oleh 50 pengelola masjid di Kendal yang hadir dalam kegiatan adalah bahwa dana umat perlu dikelola dan diaudit oleh eksternal, misalnya Lazisnu.

Setelah dilaksanakan di Kendal, BI dan BSI menyebut akan memperluas digitalisasi ekosistem pemberdayaan ekonomi umat di seluruh Jawa Tengah dengan mengimplementasikan QRIS sebagai kanal ZIS, on boarding dan implementasi QRIS pada UMKM binaan masjid, serta mengembangkan sarana prasarana bagi usaha produktif yang dapat meningkatkan kemakmuran masjid dan umat. (idy)


Foto: Acara QRIS Solusi Kesejahteraan Umat di Kendal, Senin (17/4/2023). Acara diselenggarakan bersama oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah dan Bank Syariah Indonesia Wilayah 7 Semarang, diawali dengan sosialisasi 'QRIS Solusi Kesejahteraan Umat, Total Solution Ekosistem Masjid Kabupaten Kendal' di Hotel Sae Inn Kendal. Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved