Investor Wait and See, IHSG Rawan Koreksi Usai Libur Lebaran

Pada awal Mei akan ada FOMC meeting The Fed yang membuat para pelaku pasar masih akan bersikap wait and see.

Editor: Vito
TRIBUNNEWS
Seorang karyawan berjalan melintasi papan pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG,COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan koreksi pada pembukaan perdagangan Rabu (26/4), setelah 5 hari tutup selama libur Idulfitri.

Pada penutupan perdagangan Selasa (18/4) lalu, IHSG menguat 0,5 persen atau 34,225 poin ke level 6.821.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memprediksi, secara teknikal pergerakan IHSG masih tertahan oleh resistance pada level 6.840 dengan support pada level 6.766.

"Selama IHSG belum mampu break dari area tersebut atau bahkan di atas 6.868, maka posisi IHSG masih berada pada fase downtrend-nya, dan rawan koreksi ke 6.735," katanya.

Ia melihat, para pelaku pasar dapat mencermati pergerakan harga komoditas dan rilis data ekonomi AS. Dengan itu, Herditya merekomendasikan saham DOID, WOOD, dan TOWR.

Di sisi lain, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya memprediksi, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support pada level 6.800 dan resistance pada level 6.880.

"Karena awal perdagangan setelah libur kemungkinan masih akan sepi," ujarnya.

Cheril mencermati pada awal Mei akan ada FOMC meeting The Fed yang membuat para pelaku pasar masih akan bersikap wait and see.

Adapun, langkah IHSG untuk mendekati level 7.000 pasca-libur Lebaran dinilai masih jauh. Pasalnya, IHSG dikepung FOMC The Fed pada awal Mei. Hans Kwee,

Direktur Ekuator Swarna Investama, menyebut, saat ini IHSG masih diperberat hasil rapat bank sentral asal AS, ketimbang hasil Rapat Dewan Gubernur (RGB) Bank Indonesia (BI).

Sebagai pengingat, BI telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen pada 18 April 2023.

"Dampaknya tidak besar ke pasar saham. Jadi saat ini sedikit tertekan karena ada ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin," jelasnya, saat dihubungi Kontan, akhir pekan lalu.

ia menilai, IHSG masih sulit untuk bisa kembali merangkak ke level 7.000 pasca-libur Lebaran ini. Menurutnya, IHSG baru bisa menanjak setelah hasil FOMC dan keadaan yang mulai kondusif.

Senada, CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya menuturkan, saat ini pelaku pasar masih wait and see terhadap hasil FOMC The Fed. Ia berujar, kenaikan suku bunga itu akan menjadi sentimen negatif, dan akan mempengaruhi pergerakan mayoritas indeks saham.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved